Pilpres 2019
Andi Arief: Partai Demokrat Takkan Bergabung dengan Komitmen Kampanye Sandiaga, PAN, dan PKS
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief baru-baru ini mengungkapkan hasil diskusi strategi memenangkan Prabowo
Penulis: Maria Novena Cahyaning Tyas
Editor: Astini Mega Sari
@AndiArief__: "Saya menyaksikan Penjelasan Pak Prof @mohmahfudmd semalam kesimpulan saya murni pertarungan kegagalannya. Ada tekanan politik yg serius dan tidak biaa ditukar dengan uang. Beda dengan Tekanan politik ditukar Mahar dalam kasus Sandi Uno."

• Salah Sebut Nama Belakang Megawati saat Pidato, Ketua DPR: Maaf, Ibunda
Lebih lanjut, Andi Arief memberikan analogi terkait koalisi Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
Menurutnya Partai Demokrat bak istri setia yang tetap mempertahankan bahtera rumah tangga padahal sang suami ketahuan selingkuh dan memiliki istri muda yang mata duitan.
@AndiArief__: "Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat Ibarat Istri setia meneruskan bahtera rumah tangga dimana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yg mata duitan."
Andi Arief juga menjelaskan bahwa gerakan #2019GantiPresiden ini tujuannya tak murni untuk mengganti presiden.
• Jika Prabowo-Sandi Menang, Pilpres 2024 Bisa Terjadi Pertarungan Ketiga Jokowi Versus Prabowo
Dirinya menyebut hal ini adalah taktik 'dua istri muda' untuk menaikkan uang belanja.
Andi tak menyebut siapakah yang dimaksud dengan 'dua istri muda' tersebut.
"Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti Presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja.
Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," tulis Andi Arief.

• Cak Imin: Saya dan Pak Mahfud Tidak Pernah Bermasalah
Diketahui sebelumnya, hubungan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra memanas jelang tenggat waktu pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (10/8/2018).
Hal ini disebabkan oleh nama Sandiaga Uno yang tiba-tiba masuk dalam bursa cawapres Prabowo hingga memancing reaksi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.
Keputusan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya di Pilpres 2019 ini sempat membuat Partai Demokrat membatalkan koalisi dan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (10/8/2018) pagi untuk menentukan sikap selanjutnya.
Dikutip TribunWow dari Breaking News KompasTV, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat EE Mangindaan menegaskan bahwa Partai Demokrat akan mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
• Cara Unik Kaesang Pangarep Bungkam Haters dengan Promosi Sang Pisang
Hal ini berdasarkan pertimbangan survei internal Partai Demokrat.
"Hasil survei internal menunjukkan bahwa 62 persen mendukung Pak Prabowo dan 38 persen mendukung Pak Jokowi.