Pilpres 2019
8 Poin Pernyataan Mahfud MD di ILC Pasca Batal Jadi Cawapres Jokowi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD 'blak-blakan' soal kronologi saat dirinya sempat dipilih menjadi cawapres Jokowi hingga polemiknya.
Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan jika dirinya kembali ditawari menjadi Menkopolhukam, namun dengan tegas ia menolaknya lantaran memiliki etika politik.
"Berikutnya saya ditawari jadi komisaris utama, gajinya besar, saya bilang Pak Luhut, saya ini ahli hukum gak ngerti urusan saham, minta maaf saya ndak bisa jadi komisaris," ujar Mahfud.
"Berikutnya jaksa agung, pemerintah minta usul jaksa agung, saya ndak mau," ungkapnya menambahkan.
7. Memilih bergabung ke BPIP
Mahfud kemudian mengatakan jika Jokowi sedang risau terkait lemahnya ideologi bangsa Indonesia.
"Sampai akhirnya apa, suatu saat 'Pak Jokowi agak risau lemahnya ideologi, dan akan dibuat unit kerja Ideologi Pancasila. Nah, kalau ideologi saya mau, saya bilang ini negara, saya risau juga perkembangan radikalisme, ini saya kira persoalan ideologi harus dikuatkan lagi," urai Mahfud.
"Kalau ideologi saya mau, menteri-menteri nanti saya berkeringat dulu dong, saya bantu baru saya bisa jadi begitu. Karena saya punya etika politik," tegas dia.
8. Tetap membantu Jokowi di pemerintahan
Mahfud MD juga membeberkan pertimbangannya mengapa menolak menjadi tim politik dan lebih memilih membantu Jokowi.
"Kalau saya ikut yang di politik, tentu yang di BPIP ini saya harus mundur. Kan harus netral di BPIP, karena ini ideologi. Sehingga saya di sini saja. Membantu Pak Jokowi juga, di dalam pemerintahannya, bukan di dalam politik pilpresnya," tandasnya.
Mahfud mengungkapkan jika hubungannya dengan Presiden Jokowi hingga saat ini masih sangat baik.
"Hubungan dengan Pak Jokowi baik," kata Mahfud MD.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)