Pengakuan Korban Selamat Gempa Bumi di Lombok: Saya Merasa seperti Kiamat
Korban selamat gempa Lombok 7,0 SR Septia Erianty menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Septia menuturkan, sebagian besar keluarga di Jakarta meminta dirinya dan anak-anak evakuasi terlebih dahulu.
"Makanya saya berangkat ke Jakarta," paparnya.
"Apakah mudah mencari tiket dari Lombok ke Jakarta?" tanya Deddy Corbuzier selaku host.
"Saya berjuang juga mencari tiket satu hari penuh karena tamu-tamu asing panik. Bandara sendiri aja chaos. Tamu asing berdiri untuk mengantre tiket bahkan ada satu tamu asing yang ke Makassar terlebih dahulu," tuturnya.
• Jadwal Timnas U 23 Indonesia di Asian Games 2018
Septia menuturkan, kala itu tiket pesawat kelas ekonomi sebuah maskapai penerbangan menjadi mahal.
"Jadi Rp 5 juta untuk kelas ekonomi, padahal biasanya hanya Rp 1,5 juta - Rp 1,8 juta karena permintaan sangat tinggi," katanya.
Tak hanya itu, Septia menyatakan, beberapa posko bantuan ada rebut-rebutan makanan.
"Karena namanya perut harus diisi terus dan Lombok itu dingin," akunya.
Selain itu, Septia Erianty mengatakan, dirinya sempat hilang komunikasi dengan kerabatnya.
"Saya kehilangan kontak sama kerabat saya karena sebelumya ia sedang di Gili Terawangan. Ia terdampar diatas bukit dan enggak bisa kemana-kemana," paparnya.
"Alhamdulillahnya besoknya Basarnas datang bawa satu boat untuk 5 ribu orang. Hingga kemudian teman saya sudah memberitahu dirinya telah dievakuasi dan kemudian kehilangan kontak," sambungnya.
Meski demikian, Septia kini telah berhasil menemukan kembali kerabatnya tersebut dan mengarahkan kerabat ke posko bantuan.
Diketahui, Gempa berkekuatan 7.0 SR menggoyang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018).
Gempa sekira pukul 18.46 WIB berada di kedalaman 15 kilometer.
Titik gempa berada di 8.37 Lintang Selatan - 116.48 Bujur Timur tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB.