Pilpres 2019
Beberkan Kendala, Andi Arief: Jujur, Potensi Prabowo-Sandi Menang di Jateng dan Jatim Sangat Berat
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat Andi Arief membeberkan sejumlah kesulitan dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Kita buktikan nanti apakah strategi kardus Sandi Uno bisa ubah pertempuran di jatim dan jateng atau tidak. Kami tetap dukung, meski berat.
PAN bukan faktor di jatim dan jateng, PKS juga lemah di dua jawa itu.
Dua partai ini hanya akan mementingkan hidup mati keluar dari zone partai stabilo, meski PKS dapat jatah wagub DKI. Pertanyaan dari demokrat: Mengapa Prabowo abaikan ini semua.
Memang nanti Prabowo akan berargumen bahwa waktu maaih 8 bulan lagi.
Tapi bukankah Jokoowi juga akan bekerja juga dalam waktu yang sama dalam dua bulan itu. Kardus cuma alat yg tidak dapat mengubah semua keadaan.
Prab-Sandi mudah2an bisa keluar dari ilusi bahwa Pilpres 2019 adalah ulangan pilkada Jakarta dimana sentimen agama akan membuat kemenangan.
Cliffort Geertz sudah menulis lama bahwa fenomena agama di Jawa tinur dan Jawa tengah punya karakteristik sendiri.
Saya skeptical dengan Prabowo-Sandi sebagai pasangan tepat yang dinanti tagar #2019GantiPresiden. Namun Kami akan tetap komit ikut memperjuangkannya," tulis Andi Arief.

• Waketum Gerindra Edhy Prabowo Sebut Partainya Tak Keberatan jika Kursi Wagub DKI Jakarta Diisi PKS
Diberitakan sebelumnya, dalam koalisi, Demokrat mengusulkan AHY sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Beberapa hari terakhir sebelum batas akhir pendaftaran capres-cawapres, yakni 10 Agustus 2018, nama cawapres Prabowo mengerucut menjadi 3 nama, yakni AHY, Ustaz Abdul Somad, dan Salim Segaf.
Nama tersebut kemudian mengalami perubahan, di mana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendadak masuk dalam bursa cawapres bersama AHY (nama mengerucut menjadi 2 orang)
Sandiaga Uno akhirnya menjadi labuhan terakhir Prabowo sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2019.
Prabowo mengatakan jika proses penentuan capres dan cawapres tidaklah mudah.
Ia mengatakan jika PKS dan PAN sebelumnya telah terbentuk koalisi secara de facto.
"Proses ini tidak mudah, proses ini melelahkan. Saya pun berunding terus dengan tokoh-tokoh politik dari Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, juga dengan Partai Demokrat, memang membangun suatu koalisi tidak mudah," kata Prabowo dikutip KompasTV, Kamis (9/8/2018) malam.
• Guntur Romli Komentari Tudingan Andi Arief terkait Mahar Cawapres Rp 500 Miliar Sandiaga Uno