Pilpres 2019
Tanggapi Perjanjian Koalisi Prabowo-PKS, Teddy Gusnaidi: Jangan sampai Khianat jika Itu Benar Adanya
Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi memberikan tanggapan atas pernjanjian politik antara Prabowo Subianto dengan PKS sebagai bentuk kerjasama koalisi.
Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi turut memberikan tanggapan atas pernjanjian politik antara Prabowo Subianto dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai bentuk kerjasama koalisi.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @TeddyGusnaidi pada Sabtu (4/8/2018).
Teddy Gusnaidi mengatakan apabila perjanjian tersebut benar adanya, maka sebaiknya dilaksanakan.
Lebih lanjut, Teddy mengingatkan agar jangan sampai pernjanjian yang telah disepakati dikhianati.
• Puji Menteri Susi, Faizal Assegaf: Kualitas Melebihi Retorika Fiksi Rocky Gerung
@TeddyGusnaidi: Ya kalau @prabowo pernah punya komitmen dengan @PKSejahtera soal Cawapres, harusnya itu di laksanakan.
Jangan sampai khianat jika itu benar adanya..
@TeddyGusnaidi: Kan simple sebenarnya.., @PDemokrat menyatakan terserah @prabowo memilih Cawapres, artinya gak ada komitmen.
Sedangkan dengan @PKSejahtera, menurut PKS, Prabowo punya komitmen.
Ya sudah, tunaikan saja komitmen itu..
Gak ada masalahkan?
Kenapa sekarang jadi masalah?
• Ketua Progres 98 Bicarakan Sosok RK yang Menjadi Medan Tarik-Menarik antara Istana dan Cikeas
Diberitakan sebelumnya, perjanjian kerjasama koalisi antara Prabowo dan PKS kembali dibicarakan publik setelah kubu PKS kukuh dan mendorong agar Prabowo menepati janjinya.
Diketahui, menurut Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, perjanjian tersebut berisi dipilihnya cawapres dari kubu PKS.
"Dalam perjalanan kami kita akan berkomitmen untuk menjalin kerjasama sampai dengan 2019," kata Sohibul Iman, dalam acar TV iNews Sore yang tayang pada Jumat (3/8/2018).
Ia juga mengatakan bahwa perjanjian tersebut ada di tingkat Dewan Pembina dan Ketua Majelis Syuro.
"Saat pilpres ini ya sudah kita ingatkan lagi oleh kita, bahwa kita punya komitmen untuk itu, sehingga bagi PKS komitmen politik tidak memiliki dampak hukum, kami sadar betul. Dilanggar juga mungkin, tapi dia punya dampak moral, dan juga keberlanjutan saling percaya di antara kita. Kalau hal-hal seperti ini kita abaikan, ya perjalanan kebersamaan itu akan sulit," imbuhnya.
Sohibul Iman juga mengungkapkan bagaimana tanggapan Prabowo saat diingatkan kembali mengenai perjanjian tersebut.
Presiden PKS itu mengatakan apabila ada perbedaan tafsir antara pihaknya dengan Prabowo mengenai perjanjian ini.
Menurutnya, perjanjian tersebut ditafsirkan pihak Prabowo bahwa Prabowo bebas memilih siapa cawapresnya asalkan didukung oleh PKS.
Sohibul Iman menyatakan jika itu termasuk alasan Prabowo mencari calon diluar 9 nama yang diajukan PKS.
"Jadi ada beda tafsir, kalau dari kami, komitmen tadi, cawapres harus dari PKS. Tapi Pak Prabowo punya tafsir lain, bahwa orangnya cawapres itu tidak harus dari PKS, yang penting PKS setuju," ujar Sohibul Iman.
• Ajak Semua Pihak Yakinkan UAS soal Cawapres, Putri Amien Rais: Kesempatan Tak akan Datang Berulang
Sebelumnya PKS mengajukan 9 nama kadernya untuk dipilih menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Yakni Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan apabila saat ini nama cawapres Prabowo Subianto telah mengerucut menjadi 3 nama.
Yakni Ustaz Abdul Somad, Salim Segaf dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Fadli Zon, ketiga nama tersebut memiliki kapasitas sebagai cawapres.
Meski demikian, hingga kini Prabowo belum mengumumkan siapa cawapres yang ia pilih.
• Fadli Zon Sebut Ada Pihak yang Tak Becus Urus Harga Telur, Jubir PSI Beri Tanggapan
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)