Ferdinand Pertanyakan Info A1 yang Dimaksud Romahurmuziy terkait Isu AHY Ditawarkan Jadi Cawapres
Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean mempertanyakan cuitan Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy.
Penulis: Wahyu Ardianti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean mempertanyakan cuitan Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @LawanPoLitikJKW yang ditulis pada Sabtu (28/7/2018).
Dalam cuitan tersebut, Ferdinand mempertanyakan informasi A1 yang dimaksud Romahurmuziy.
"Apakah yang dimaksud disini adalah A1 versi pasar loak politik atau A1 versi org yg keseringan bohong?
Mohon pencerahan..!!," tulisnya.
• Rustam Ibrahim Beri Analisis terkait Cawapres Jokowi dan Prabowo
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy menanggapi pernyataan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @MRomahurmuziy yang ia tulis pada Kamis (26/7/2018).
Dalam cuitan tersebut, Rommy mengatakan informasi terkait SBY yang mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) merupakan informasi berkategori A1.
Rommy menilai jika permintaan SBY merupakan sesuatu yang wajar seperti partai-partai lainnya.
• Jokowi Santap Siang Bersama Tiga Ketum Parpol, Politisi PKPI: Cawapres Itu Hak Prerogatif Jokowi
Menurutnya, jika sikap SBY berubah, hal tersebut tidak menjadi masalah karena politik itu dinamis.
"1. Sy tdk menyampaikan info sembarangan tentang diajukannya @AgusYudhoyono sbg cawapres kpd pak @jokowi . Informasi tsb berkategori A1
2. sy nilai maksud @SBYudhoyono tsb adalah hal yg wajar saja. Tidak merupakan keinginan yg berlebihan dan juga bukan merupakan hal yg classified.
3. Sebagaimana partai lain dlm koalisi Jkw yg juga mengajukan nama2 yg diinginkan. Begitupun ketika @DPP_PPP ditanya soal cawapres, kami jg menyampaikan nama. Hanya bedanya, yg disampaikan PPP ada sejumlah nama & statusnya utk dibahas/didiskusikan, bukan merupakan target tunggal
4. Nah, apakah itu yg dimaksud @SBYudhoyono sbg "hambatan dan rintangan", ketika diwawancarai salah satu stasiun TV swasta sy menjawab "mungkin saja".
5. Soal cara mengajukan yg berbeda-beda antara satu partai dengan lainnya, itu kan soal cara berkomunikasi saja.
6. Ada yg terang2 an menyebut cawapres, ada yg setiap bertemu mengingatkan hasil survey yg tinggi, ada yg menggunakan interest grup utk menyampaikan, atau ada cara lain lagi. Silakan saja, ini kan kontestasi.
7. Bahwa info yg sy terima, ada sejumlah pertemuan @jokowi dan @SBYudhoyono tahun ini. Pertemuan terakhir @SBYudhoyono dan @jokowi terjadi Ramadhan baru lalu, juga sdh menyepakati pos kabinet utk @AgusYudhoyono sbg bagian dan rencana koalisi.
8. Namun jika hari2 ini pun @SBYudhoyono berubah, itu juga tdk diharamkan dlm politik. Krn politik itu dinamis.
9. Sy berterima kasih atas peringatan @SBYudhoyono , apalagi beliau adalah presiden ke-6 dan tokoh nasional yg sdh terbukti makan asam garam dan mampu mengantarkan partainya mjd pemenang. Hal mana sy perlu banyak menimba ilmu.
10. Ini sy alami betul saat Pilkada DKI 2017 yg utk pertamakali nya @DPP_PPP bersama @PDemokrat , @DPP_PKB dan @Official_PAN , dg bimbingan @SBYudhoyono , mengantarkan @AgusYudhoyono utk pertama kalinya muncul di panggung politik nasional.
11. Sy menghormati apapun pilihan politik @SBYudhoyono dan @PDemokrat dalam Pilpres 2019 ini sbg bagian dr prinsip saling menghormati rumah tangga masing2 parpol. Yg penting. "kutahu yang kau mau," tulisnya.
• Anies Sebut Ijtima Ulama akan Catat Sejarah Baru, Guntur Romli Beri Tanggapan
SBY sebelumnya telah menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menawarkan AHY sebagai cawapres dalam komunikasinya dengan Jokowi selama ini.
Jokowi, kata dia, juga tidak menawarkan posisi cawapres kepada Demokrat jika ingin bergabung.
SBY juga menegaskan, Demokrat mencoba membangun koalisi dengan kubu Prabowo Subianto bukan karena tidak dapat posisi cawapres dari Jokowi.
"Karena itu, kalau saya mendengar dari teman-teman yang mendengarkan pernyataan dari Bung Romy pimpinan PPP, seolah tidak jadi berkoalisi dengan Pak Jokowi lantaran yang ditawarkan sebagai cawapres tidak diwadahi, salah," ujar SBY dalam jumpa pers di kediamannya, Rabu (25/7/2018) seperti yang dilansir dari Kompas.com.
"Saya harap Bung Romy hati-hati dalam mengeluarkan statement tidak baik bagi pemimpin dan politisi, statement tanpa dasar yang kuat. Saya dan Bung Romy sahabat sehingga tetap menjalin persahabatan, tapi harus hati-hati mengeluarkan statement seperti itu," tambah SBY. (TribunWow.com/Woro Seto)
• Teddy Gusnaidi Pertanyakan Langkah KPK yang Siapkan Sepeda untuk Pengungkap Kasus Novel Baswedan