Sindir Jokowi, Fahri Hamzah: Kalau Punya Hak Eksekusi, Semua Aku Selesaikan Sehari
Fahri Hamzah mencontohkan pemberantasan korupsi, yang menurutnya sangat mudah, termasuk penyelesaian kasus Novel Baswedan.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
maka sibuk dan sukses itu dianggap sama..bahkan lebih baik sibuk meski gagal daripada santai meski sukses...
sensasi akhirnya menjadi orientasi...basa basi...Wira wiri...pergi sana pergi sini.
Memberantas korupsi itu pekerjaan senyap...karena itu memerlukan kemampuan membaca watak sistem dan penyimpangannya...
menemukan novel itu pekerjaan sederhana dan POLRI jagonya..tapi kenapa keduanya gagal?
Tanya pak jokowi...menurut saya karena memang tidak mau diselesaikan.
#Dosa2Jokowi dalam hukum adalah karena masalah yang harusnya diselesaikan dalam Jangka waktu yang ketat justru diulur dan dibiarkan.
Sampai kita mengalami cap sbg negara tanpa kepastian.
Dan inilah yang menahan pertumbuhan kita.
Semua mandeg dan stagnan.
Kacau dan berantakan.
Ini argumen malam...sadarlah kalian wahai rakyat (saya tidak bicara kepada robot2 cyber Army) tapi kepada yang bernyawa dan punya nalar logika dan perasaan.
Leadership itu kunci. Kita mau cari pemimpin negara bukan pinpro pengadaan jalan dan pelabuhan udara. Tks," tulisnya.
• Politisi Demokrat dan PKS Debat soal Cawapres Prabowo, Ali Ngabalin Usulkan Nama Amien Rais
Diketahui, Novel Baswedan disiram air keras usai melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid komplek rumahnya pada 11 Januari 2017 lalu oleh orang tak dikenal.
Mata Novel disiram oleh air keras dan membuat dirinya harus melakukan pengobatan ke Singapura.
Akibatnya, mata kiri maupun kanan Novel terganggu cukup parah.
Hingga kini, aparat kepolisian masih belum bisa menangkap pelakunya.