Fahri Hamzah Sebut Banyak yang Stres saat Dirinya Puji Pertemuan SBY-Prabowo, Yunarto Beri Tanggapan
Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya menanggapi cuitan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah soal pertemuan antara SBY dengan Prabowo Subianto.
Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya menanggapi cuitan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, soal pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter, @yunartowijaya, yang ditulis pada Rabu (25/7/2018).
Awalnya, Fahri Hamzah menulis sebuah cuitan soal pertemuan SBY dan Prabowo Subianto, pada Selasa (24/7/2018) malam.
• Ferdinand Hutahaean Tanggapi Pernyataan Nadirsyah Hosen soal Mundurnya TGB dari Demokrat
Fahri mengatakan jika banyak yang stres setelah dirinya memuji pertemuan tersebut.
"Banyak yang kelihatan setres gara2 saya puji pertemuan pak @SBYudhoyono dan pak @prabowo ...ada yg Tau kenapa?" tulisnya dalam akun @Fahrihamzah.
Sebelumnya, Fahri Hamzah mengatakan bahwa pertemuan antara SBY dan Prabowo Subianto adalah pertemuan yang bersejarah.
Menanggapi hal tersebut, Yunarto Wijaya mengakui jika dirinya senang dengan pernyataan Fahri Hamzah itu.
"Saya seneng banget malah..." ucap @yunartowijaya.
Diketahui, SBY dan Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto menggelar pertemuan di Mega Kuningan Jakarta, Selasa (24/7/2018) malam.
Seperti dikutip Kompas.com, pertemuan antara SBY dan Prabowo menghasilkan lima buah kesepakatan.
Kedua tokoh itu menitikberatkan kesamaan visi dan misi bersama untuk membangun koalisi pada Pilpres 2019.
SBY, selaku tuan rumah, menjabarkan panjang lebar soal kesepakatannnya itu dalam jumpa pers sesuai pertemuan 1,5 jam.
• Andi Arief: Sejak 2004 Koalisi PAN, PKS, Demokrat Selalu Menang, Sementara yang Ada Golkarnya Kalah
Berikut lima poin kesepakatan tersebut:
1. Bidang perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
SBY mengungkapkan dirinya dan Prabowo menyoroti soal pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, keseimbangan pembangunan manusia dan infrastruktur, situasi moneter, kebijakan pajak, situasi dan beban Pertamina.