Breaking News:

Pilpres 2019

Teddy Gusnaidi Membuat Analisa Skema Koalisi Gerindra, Demokrat dan PKS

Politisi PKPI, Teddy Gusnaidi, membuat kultwit panjang terkait tiga partai besar di Indonesia, Demokrat, Gerindra dan PKS.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Astini Mega Sari
Twitter
Teddy Gusnaidi 

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi, membuat kultwit panjang terkait tiga partai besar di Indonesia, Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai keadilan Sejahtera (PKS).

Berbeda dengan PKPI, tiga partai tersebut bukanlah partai pendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang.

Beberapa bulan lalu, Gerindra telah menyatakan sikap akan mendukung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto untuk maju Pilpres 2019.

Sedangkan PKS yang selama ini dekat dengan Gerindra juga terlihat memiliki hubungan harmonis dengan partai berlambang Garuda tersebut.

Bahkan, PKS telah menyiapkan sejumlah kadernya untuk disandingkan dengan Prabowo di Pilpres 2019 nanti.

Sementara itu, Demokrat saat ini belum menentukan sikap akan mendukung siapa dalam kontestasi Pilpres nanti.

Namun santer diberitakan, jika Demokrat akan mengusulkan kader terbaiknya sebagai kandidat cawapres partai yang akan di dukung Demokrat nanti.

Analis LIPI Beberkan 5 Faktor Politisi Pindah Partai: Rakyat Dicampakan, Ironi Demokrasi Prosedural

Atas kondisi tersebut, Teddy Gusnaidi memberikan beberapa analisanya yang ditulis dalam kultwitnya, Kamis (19/7/2018).

1. Kenapa PKS belum bisa bekerjasama dengan Gerindra? Karena PKS sangat tidak yakin Prabowo bisa memenangkan pertarungan ini. Kalau PKS yakin, sudah dari awal mereka sepakat, karena sejak awal hasil Musyawarah Majelis Syuro PKS, tidak mempermasalah capres diluar dari PKS

2. Kalau begitu, kenapa Gerindra tidak beralih ke Partai lain? Gerindra bisa beralih ke Demokrat, Karena Demokrat sangat mendukung Gerindra capreskan Prabowo. Dan Gerindra dengan tegas dalam Rakornas menyatakan memberikan kewenangan pada Partai koalisi untuk menentukan cawapres.

3. Sepertinya Gayung bersambut, karena Demokrat tidak seperti PKS yang masih belum sepakat mencapreskan Prabowo. Dari awal Demokrat tidak pernah mengusulkan Capres, tapi Cawapres. Klop! Karena dalam Rakornas Gerindra, Gerindra menyerahkan soal cawapres ke Partai Koalisi.

4. Tapi koalisi Gerindra-Demokrat sepertinya sulit terjadi karena Demokrat mengajukan AHY sebagai Cawapres. Gerindra Menolak AHY bahkan dengan tegas Wakil ketua umum Gerindra Arief Pouyono mengatakan, bisa hancur negeri ini jika anak boncel (AHY) jadi Wapres.

5 Nama Calon Pendamping Prabowo pada Pilpres 2019 Siap Diajukan pada Forum Rapat Koalisi

5. Ini masalahnya knp Partai2 tsb blm bisa memutuskan koalisi, mereka saling tersandera. Tersandera atas keputusan mrk sblmnya. Gerindra tersandera keputusan rakornas, PKS tersandera keputusan Majelis syuro & Demokrat tersandera keputusan mrk sendiri untuk majukan AHY di Pilpres.

6. Hitungan PKS, jika Prabowo jadi capres, mereka kalah. Hitungan Gerindra, jika AHY jadi cawapres, mereka kalah. Hitungan Demokrat, sesuai yang disampaikan wakil ketua umum Demokrat, kalau bukan AHY cawapresnya, mereka tidak akan berkoalisi dengan Gerindra. Klop sudah.

7. Masalahnya, mereka masing-masing tidak yakin dengan tokoh yang diusulkan Partai lain, mereka kesulitan menemukan orang yang tepat sehingga antar mereka saling menyerang satu dan lainnya. Ini karena ketidakyakinan terhadap satu dan lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Teddy GusnaidiPartai GerindraPartai DemokratPartai Keadilan Sejahtera (PKS)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved