Politisi PDIP Bahas Kontrak Freeport, Fahri: Gak Usah Tipu, Saya Dulu Tukang Beli Emas di Kampung
Awalnya, Teuku Mahfud mengatakan jika Indonesia tidak menunggu kontrak Freeport habis pada 2021 karena ada sejumlah ketentuan.
Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) angkat bicara menanggapi pembahasan kontrak karya Freeport yang disampaikan oleh politisi PDIP Banda Aceh, Teuku Mahfud.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Fahrihamzah yang diunggah pada Sabtu (14/7/2018).
Awalnya, Teuku Mahfud mengatakan jika Indonesia tidak menunggu kontrak Freeport habis pada 2021 karena ada sejumlah ketentuan.
Seperti kententuan yang menyebutkan apabila dalam Kontrak Karya Freeport, Indonesia tidak bisa mendapatkan tambang tersebut secara gratis saat kontrak habis.
• Jubir PSI: Dia Sibuk Kerja, Bahkan di Saat Fadli Zon dan Kawannya Sibuk Membuat Jingle Lagu Fiksi
Ia kemudian menunjukkan sejumlah pasal terkait hal itu.
"1. Mengapa RI tidak menunggu saja kontrak Freeport Indonesia habis di 2021?
Ternyata terdapat ketentuan dalam Kontrak Karya Freeport yang menegaskan bahwa Indonesia tidak mendapat tambang bekas Freeport secara gratis saat kontrak habis.
@TheArieAir
2. Pasal 22 ayat 1 KK mengatur setelah jangka waktu berakhir, semua kekayaan milik Freeport yang bergerak atau tidak di wilayah proyek harus ditawarkan ke pemerintah dengan nilai pasar yang tidak lebih rendah dari nilai buku, yg sekarang bernilai minimal US$6 miliar.
3. Ditambah, pemerintah juga masih harus membeli infrastruktur jaringan listrik di area penambangan yang nilainya diestimasi lebih dari Rp 2 triliun.
Opsi RI saat ini adalah bayar US$3 miliar sekarang atau US$6 miliar (berpotensi naik) pada 2021 nanti.
4. Lalu, terdapat pula risiko diajukannya Indonesia ke Arbitrase Internasional mengingat kontrak berakhir pada 2021 sendiri masih jadi perdebatan.
Freeport McMoran berkeras KK mengikat RI sampai 2041 tanpa ada pengecualian.
• Menteri Susi Pudjiastusi Raih Ijazah Paket C, Sudjiwo Tedjo Ungkap Ketidaksetujuan
5. Jadi pemerintah dihadapi opsi beli US$ 3,85 miliar sekarang atau US$ 6 miliar di 2021 mendatang yang serba belum pasti," tulisnya.

Menanggapi hal tersebut, Fahri Hamzah menerangkan apabila sejak zaman Firaun sudah ada emas.