2 Kritikan Fahri Hamzah kepada Menteri Susi: Pertama, Kesalahan Ibu adalah Bikin Nelayan Sengsara
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan kritikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Penulis: Wahyu Ardianti
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan kritikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Dilansir TribunWow.com, melalui website pribadi Fahrihamzah.com, ia menuliskan surat terbukanya itu.
Fahri mengaku ia mendapat keluh kesah dari nelayan yang merasa hidupnya makin susah.
Begini isi surat terbuka Fahri Hamzah:
• Imbauan Ruhut Sitompul kepada Calon Wakil Presiden Joko Widodo
"Ibu Susi yth,
Negara ini besar perlu pikiran besar. Tapi bangsa ini juga punya kultur, sering terpukau sama orang terkenal. Itulah yang saya lihat sehingga kesalahan ibu gak ada yang berani cegah. Ketemu lagi presiden yang gak paham persoalan. Sempurna!
Di tambah lagi, gaya jenggo ibu Susi memang langka (saya dalam banyak hal setuju). Tetapi, kita tetap harus benar, tidak melanggar hukum dan terbuka menerima kritik dan saran. Saya ingin menyampaikan masukan kepada ibu di luar puja-puji asal ibu senang.
Ada anak muda dari kampung saya, aktifis nelayan namanya Rusdianto. Kami orang Sumbawa tinggal di pesisir jadi kami tahu keadaan nelayan. Rusdianto mengkritik ibu Susi yang merugikan nelayan lalu dia menjadi tersangka pencemaran nama baik. Itu tidak baik. Dia nelayan.
Saya sekarang ingin memperdengarkan suara nelayan kepada ibu. Nelayan tambah susah bu, hidup makin sengsara, melaut lebih susah dan mereka menangis. Lalu dengan segenap popularitas itu ibu berjuang untuk siapa? Rusdi bukan siapa-siapa bu, dia nelayan kecil.
Tapi, gebrakan ibu tentu bikin heboh. Banyak orang terkesima. “Tenggelamkan!” Itu adalah sempurna memenuhi hasrat untuk mengukur kinerja dengan hancurkan! Dan habisi! Tangkap! Dan bakar! Dan ibu dipuji termasuk oleh presiden yang gembira menyaksikan itu dengan kasat mata.
Pertama, kesalahan ibu adalah bikin nelayan sengsara. Padahal, tugas ibu nomor 1 di posisi itu bukan yang lainnya, tetapi bikin nelayan hidup bahagia. Ibu boleh punya alasan konservasi, dll sampai ibu dipuji dunia. Seperti sudah ibu nikmati. Hebatlah.
Tetapi ibu perlu tau. Karena kaum kapitalis global maunya kita membersihkan laut kita dengan membatasi rakyat kita sendiri setelah mereka kotori laut kita berabad-abad. Mereka tidak peduli rakyat nelayan tambah miskin. Kemiskinan hanya statistik!
• Airlangga Hartarto Akui Tak Tahu Soal 5 Nama Cawapres yang Telah Dikantongi Jokowi
Kedua, tugas ibu bukan menegakkan hukum. Saya sudah baca UU yang sekarang ibu mau ubah. Memang gak ada dan tidak boleh. Konsep poros maritim itu bukan menyulap menteri kelautan menjadi penegak hukum. Kenapa ibu mengambil pekerjaan polisi dan tentara?
Suatu hari, di istana, saya berbincang dengan ibu dan mengeluhkan para beking pencuri ikan. Orang-orang yang ibu sebut termasuk yang dekat dengan pejabat di sekitar rapat kabinet. Ya itulah persoalannya. Pencuri itu ada bekingnya. Dan pejabatnya masih aktif.
Soal keberanian saya anggap ibu Ok punya lah. Tapi ini soal kemiskinan rakyat yang ada dalam kenyataan dan dalam statistik. Ibu ingin konservasi ikan, lalu syarat bagi rakyat untuk menangkap dipersulit padahal rakyat cuman bisa itu karena berabad-abad hidup di situ.
Kalau ikan hanya ditangkap oleh industri besar terus rakyat kecil dilarang menangkap lalu untuk siapa ibu jadi menteri? Sementara ekspor laut kita juga turun dan rakyat menangis akibat aparat yang menangkapnya padahal turun-temurun sudah begitu.