Budiman Sudjatmiko Unggah Prestasi Jokowi untuk Freeport, Fahri Hamzah: Skemanya Gimana?
Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko mengunggah berita terkait prestasi presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Freeport.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko mengunggah berita terkait presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan jika Freeport sepakat saham Indonesia menjadi 51 persen.
Unggahan tersebut juga dibarengi dengan tweet Budiman yang mengatakan jika dari kepemilikan saham 9,36 persen sekarang menjadi 51 persen di bawah kepemimpinan Jokowi.
"Dari kepemilikan saham 9,36%, sekarang Indonesia di bawah KOMANDO Presiden @jokowi (tukang meubel yang dicap antek asing itu) punya 51%. Asal kamu tidak culas, dengki & mencintai diri sendiri secara berlebihan, kamu susah membencinya," tulis Budiman Sudjatmiko.
• Cawapres Prabowo Mengerucut 8 Nama, Analis Politik LIPI: Mengerucut atau Semakin Banyak?
Ia juga menambahkan jika ada yang memiliki kenalan bangsa Indonesia namun tetap membenci Jokowi setelah pencapaiannya atas Freeport, maka harus berhati-hati.
"Jika kamu punya kenalan ngaku bangsa Indonesia tapi tetap membenci pak @jokowi setelah apa yang dilakukannya dengan Freeport ini., kamu harus hati2. Jangan-jangan dia malah menuduhmu merusak hidupnya jika kamu membantunya keluar dari problem hidup & percintaannya yang payah," tulis Budiman.
Menanggapi unggahan tersebut, wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah turut berkomentar melalui akun Twitter-nya, Kamis (12/7/2018).
Fahri mengatakan sebagai penguasa, seharusnya lebih transparan.
Wakil ketua DPR RI ini juga mempertanyakan skema yang dilakukan.
Jangan sampai kasus Newmont Nusa Tenggara kembali terulang.
"Bro, Tugas kalian sebagai penguasa itu transparan saja.
Saya pasti akan puji kalau skemanya maju. Sebab saya tahu bagaimana mereka menipu kita dan kita ikut2an juga. Suruh jelaskan itu sekemanya gimana. Jangan kasus Newmont terulang. Anda tau apa yg terjadi?," jawab Fahri Hamzah.
• Jawaban Tommy Soeharto saat Ditanya Najwa tentang Skandal Penyelewengan Dana Yayasan Supersemar

Selain itu, Budiman menambahkan jika dirinya telah membaca berita terkait Jokowi yang dianggap melanggar pantangan untuk kebesaran bangsa ini.
Budiman menganggap hal tersebut seperti ambisius-ambisius dekil yang mau mencalonkan presiden dan menggantikannya.
Selain itu, Budiman mengatakan bahwa boleh bersiasat dengan Jokowi namun jangan culas setelah apa yang dilakukan Jokowi pada Freeport.
"Setelah membaca berita bahwa pak @jokowi melanggar "pantangan" setengah abad tentang Freeport untuk kebesaran bangsa ini, maka membaca tentang ambisius-ambisius dekil yang mau nyapres menggantikanya, saya seperti melihat juara kasti SD mamer-mamerkan diri supaya jadi kapten tim bola Piala Dunia," tambah Budiman.
Boleh iri ke pak @jokowi, tapi jangan dengki. Boleh bersiasat dengannya, tapi jangan culas. Boleh kau mencintai diri sendiri, tapi jangan membencinya. Setelah apa yang dilakukannya dengan Freeport, cuma itu caramu yang tersisa untuk tetap waras di NKRI, wahai #OposisiTidakKredibel !
Dengan kesuksesan pak @jokowi dalam urusan Freeport ini, sah saya katakan politik pak @jokowi adalah #PolitikProgresif. Itu akan jadi modal awal Indonesia jadi Juara Dunia dalam banyak hal ke depan. Meski belum bisa jadi Juara Dunia sepak bola, saya tetap rela kok," tambah Budiman.
• Jawaban Tommy Soeharto saat Ditanya Najwa tentang Skandal Penyelewengan Dana Yayasan Supersemar
• Ratna Sarumpaet: Pak Luhut, Anda Membuat Klaim, Aku Tak akan Tertipu
Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Presiden Jokowi sudah menerima laporan bahwa PT Inalum (Persero) sepakat dengan PT Freeport Indonesia untuk meningkatkan kepemilikan saham.
Semula, kepemilikan saham pemerintah di Freeport Indonesia sebesar 9,36 persen.
Namun setelah kesepakatan ini dieksekusi, kepemilikan saham pemerintah di Freeport Indonesia akan ditingkatkan menjadi 51 persen.
"Saya telah mendapatkan laporan bahwa holding industri pertambangan kita, PT Inalum, telah mencapai kesepakatan awal dengan Freeport pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari yang sebelumnya 9,36 persen, Alhamdulillah," kata Jokowi di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (12/7/2018).
Jokowi menjelaskan, negosiasi pencaplokan saham Freeport Indonesia menjadi 51 persen dilakukan dengan cara yang tidak mudah.
Sebab, sudah 50 tahun Freeport mengelola tambang di Indonesia dan menguasai kepemilikan sahamnya.
"Tiga setengah tahun yang kita usahakan sangat alot, jangan dipikir mudah, dan begitu sangat intens sekali dalam satu setengah tahun ini. Tapi memang kita kerjain ini diem, karena ini menyangkut negosiasi yang tidak mudah," ujar Jokowi.
Eksekusi pencaplokan saham ini rencananya akan dilakukan melalui penandatanganan head of agreement di Kementerian Keuangan sore ini.
Mengenai nilai akuisisi saham Freeport Indonesia hingga 51 persen, nantinya akan diumumkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
"Ini sebuah lompatan kita harapkan nanti kita akan mendapatkan income yang lebih besar, baik dari pajak, royaltinya dari deviden, dari retribusinya, sehingga nilai tambah komoditas tambang bsa dinikmati oleh kita semua.
Kepentingan nasional harus dinomorsatukan," kata Kepala Negara. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)