Fahri Hamzah Buat Catatan soal Persatuan: Semua Sibuk Panen Raya dan Pesta Padahal Kapal Kita Retak
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menuliskan catatan tentang kondisi bangsa dengan mencantumkan tagar #RodaIslam.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Rasanya, kampanye barat yang telah berakibat pada bubarnya beberapa negara Islam berbentuk Republik di timur tengah ingin dilakukan kepada Republik muslim terbesar ini.
Kita dipaksa mengikuti pola Yaman, Libya, Syiria, Mesir, dll. Yang bertahan hanya kerajaaan. #RodaIslam
Bagaimana pola itu terbentuk, sederhana: bikin ummat Islam tidak nyaman, lalu adu domba mereka dengan pemimpin, lalu ciptakan konflik ideologi yang kalau bisa sampai menjadi perang sipil.
Itu pola timur tengah. Itu proyek memecah negara. #RodaIslam
Di sini, pola itu ditolak. Karena kita tidak pernah punya dikotomi antara agama dan negara.
Tujuan agama dan negara di negara kita bertumpu pada pinakan yang sama yaitu #Pancasila dan ini semua karya para ulama.
Meski pernah berbeda soal #PiagamJakarta . #RodaIslam
#pancasila bagi Ummat Islam adalah #MaqasidSyariah atau tujuan syariat agama.
Maka sejak awal tidak pernah bisa dipisahkan kecuali diadu domba.
Soal adu domba ini terus terjadi sejak zaman kokonial.
Terutama adu domba antar anak bangsa, Saya Pancasila dan Kamu bukan. #RodaIslam
Jadi, kalau ada yang dapat tambahan APBN dari pemerintah ini, atau sering dikunjungi, itu tidak akan bisa merusak cara pandang kita tentang nasib Ummat dan bangsa kita.
Dosa terbesar pemerintah ini adalah menolak sejarah dan cara pandang Islam dalam negara. #RodaIslam
Itulah makna protes yang menggeliat, yang tak akan dimengerti kecuali oleh orang yang hidup dan terasosiasi dengan Islam.
Sebagaimana hadits, “Ketahuilah bahwa #RodaIslam itu sesungguhnya selalu berputar.
Maka, berputarlah bersama Islam ke manapun dia berputar.”
Jangan kami dituduh karena mengatakan ini. Karena itu kata yang benar.
Di negara ini, kita tidak boleh mengembangkan paham yang menentang cara pandang Islam, untuk apa?