Fadli Zon: Kita Butuh Figur Berani seperti Ratna Sarumpaet untuk Dapat Membela Hak Rakyat
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon turut menanggapi percekcokan antara Ratna Sarumpaet dengan Luhut Binsar Pandjaitan.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Sampai berita ini ditulis belum diketahui keluarga korban siapa yang ia dampingi.
Luhut pun tak mengizinkan Ratna berbicara dalam forum tersebut.
Adu mulut masih sempat terjadi, dimana Ratna masih bersikeras bahwa dirinya mendampingi keluarga korban dan menyebut Luhut tak bisa melarangnya.
Sedangkan Luhut sempat mengatakan bahwa dirinya tak ada urusan dengan Ratna.
• Rizal Ramli: Mas Jokowi Bagus soal Infrastruktur, Tapi Payah Berat dalam Pengelolaan Makro Ekonomi
Di tengah pertengkarannya dengan Luhut, seorang perempuan tiba-tiba berdiri dan berbicara dengan Ratna.
"Ibu.. Saya lebih paham lagi Danau Toba. Jangan disalahkan pemerintah, masyarakat juga ada salahnya," kata perempuan itu. Hingga berita ini diturunkan, identitasnya belum diketahui.
"Kamu jangan mau dibayar!" balas Ratna.
"Saya tidak dibayar," jawab perempuan itu lagi.
Setelah situasi semakin memanas, seorang perempuan akhirnya menengahi dan meminta semuanya untuk tenang dan tidak ribut.
• Dolar Capai Rp 14.425, Sejumlah Ekonom Angkat Bicara
Setelah aksinya itu, Ratna Sarumpaet mengatakan kepada awak media jika dirinya tidak ingin evakuasi terhadap korban dihentikan.
"Saya gak mau ini dihentikan, sebelum semua mayat diangkat. Ini masalah kemanusiaan. Masalah kemanusiaan itu tidak lokal Tapanuli, Indonesia. It's internationally," kata Ratna Sarumpaet.
Ia berharap keluarga korban tidak tergiur iming-iming berupa uang untuk menghentikan proses pencarian hingga jasad yang sudah ditemukan dibiarkan tanpa perlu dievakuasi ke permukaan.
"Soal ini harus cari sampai selesai. Itu saja. That is my poin. Jadi jangan diiming-iming dengan janji-janji yang semalam disampaikan di kantor bupati. Itu gila, keluarga korban ada di situ. Mau dibayar Rp 69 juta lalu selesai. Gak bisa," imbuh Ratna Sarumpaet.
Sementara itu, diketahui evakuasi terhadap korban dihentikan karena beberapa alasan.
Dari mulai terkendala alat, hingga tali ROV terlilit tali kapal.
Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji mengatakan jika pihaknya juga telah berkonsultasi dengan para pakar terkait hal itu.
"Saya tanya ahli-ahli luar negeri yang mengerti tentang ini. Mereka bilang ini sudah 14 hari, sudah tidak bisa lagi," ujar Bambang. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)