Dolar Capai Rp 14.425, Sejumlah Ekonom Angkat Bicara
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih melemah semenjak Kamis (28/6/2018).
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Selain itu, ekonom senior, Rizal Ramli juga turut berkomentar melalui akun Twitter-nya, @ramlirizal, Selasa (3/7/2018).
Menurut Rizal Ramli, rupiah merosot karena hanya mengandalkan kebijakan moneter.
Serta, tidak ada terobosan di sektor riil dan tidak ada kebijakan pengelolaan utang yang inovatif.
"Merosot krn hanya mengandalkan kebijakan moneter. Tidak ada terobosan di sektor riel dan tidak ada kebijakan prngelolaan utang yg inovatif," tulis Rizal Ramli.
Ia juga mentautkan berita yang mengatakan rupiah mencapai Rp 14.425 per dolar AS sehingga diprediksi ekonomi Indonesia kian memburuk.
Sementara itu, dikutip Tribunwow.com dari Kompas.com, saat dolar AS melemah ke level Rp 14.200, Kamis (28/6/2018), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Bank Indonesia.
"Untuk kebijakan moneter, Pak Gubernur (Bank Indonesia) sudah menyampaikan beberapa kali dan kami terus bekerja sama. Dari sisi external balance, kami akan perbaiki meski ini hanya akan memberikan dampak untuk jangka menengah panjang," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, pelemahan nilai tukar rupiah merupakan hasil dari sentimen market maupun faktor yang sifatnya fundamental.
Sementara untuk faktor yang sifatnya relatif, seperti perubahan kebijakan di Amerika Serikat hingga penguatan dollar AS, akan dilakukan langkah-langkah mitigasi oleh lembaga dan kementerian terkait.
"Jadi, kalau masih mencerminkan fundamental dan kekuatan ekonomi yang tidak bergerak jauh dari faktor-faktor positifnya, kami lihat itu sebagai adjustment yang normal," tutur Sri Mulyani. (Tribunwow/Tiffany Marantika)