Breaking News:

Pilkada Serentak 2018

Fahri Hamzah: Kursi Gubernur Malut Mahal karena Didapat dalam Badai dan Prahara, Kini Lepas Sudah

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut menyoroti soal Pilgub Maluku Utara (Malut) 2018.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Instagram
Fahri Hamzah 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut menyoroti soal Pilgub Maluku Utara (Malut) 2018.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari postingan akun Twitter @Fahrihamzah yang diunggah pada Kamis (28/6/2018).

Fahri Hamzah mengungkapkan jika kursi Gubernur Malut adalah sebuah kursi yang mahal.

Hal tersebut lantaran kursi itu didapat dalam suasana badai dan prahara.

Soal Isu Kecurangan di Pilkada, Teddy Gusnaidi: Kalau Tak Punya Bukti Terima Apa Adanya Saja

Ia pun menuliskan catatan mengenai cara pengelolaan Pilkada oleh pimpinan PKS saat ini.

Menurut Fahri, kursi Gubernur Malut kini sudah terlepas.

Fahri Hamzah mengatakan jika pimpinan PKS membiarkan pertengkaran 2 Kasuba, adik-kakak yang sama-sama kader partai.

Akan tetapi mereka sama-sama maju dan memecah suara hingga akhirnya kalah.

Inilah pernyataan lengkap Fahri Hamzah terkait hal tersebut.

Tanggapi Omongan Pengamat soal Rupiah, Fadli Zon Sebut Pemerintah Kelihatan Tak Bisa Apa-apa

"Berikut ini saya bikin catatan kembali tentang bagaimana pengelolaan Pilkada oleh pimpinan PKS sekarang.

Kali ini di Maluku utara.

Kursi #GubernurMalut adalah kurai mahal karena didapatkan juga dalam suasana badai dan prahara.
Kini lepas sudah."

Rayakan Ulang Tahun di Mako Brimob, Ahok Ungkapkan Perasaannya Melalui Lirik Lagu Elvis Presley

Ada tragedi lain, bahwa di Maluku Utara ini pimpinan PKS membiarkan pertengkaran 2 Kasuba, adik-kakak yang Sama2 kader inti partai tapi akhirnya berseteru dan maju keduanya menjadi dua pasang yang memecah suara dan akhirnya kalah.

Pilkada Malut meskipun masih berproses tapi hampir dipastikan duo Kasuba akan tumbang, meskipun salah satunya memiliki suara signifikan yakni #KasubaKaka (#AGK) tetapi tidak didukung PKS, sebagaimana pernah tercatat sebagai Ketua Umum DPW Partai periode 2000-2002.

Dakwah melalui PKS sangat terasa ketika diawal #KasubaAdik (#MK) sebagai bupati dan #KasubaKaka sebagai Wakil Gubernur, sampai pada periode kedua.

Terasa dalam pengertian karena mereka masih bersaudara maka susasa turun ke kader bersatu.

Prahara muncul ketika pencalonan Gubernur periode 2018-2023, dimana #DuoKasuba muncul dengan team sukses masing dan berusaha merebut tiket PKS, diawal PKS merekomendasikan #KasubaKaka namun diakhir dan menjelang pendaftaran dicabut dan diserahkan ke #KasubaAdik

#KasubaKaka pun tidak menyerah dan berhasil mendapatkan tiket PDIP dan PKPI dan maju sebagai Calon Gubernur, sedangkan #KasubaAdik melalui koalisi PAN dan Gerindra berhasil maju sebagai Calon Gubernur dan di backup full oleh DPP PKS.

Data yg berhasil di input hasil Pilkada akibat Konflik #DuoKasuba adalah #KasubaKaka 29.90% dan #KasubaAdik 11.08%, berada pada posisi ke 2 dan 4.

sedangkan juaranya adalah AHM.-Rivai dari Golkar-PPP (32.22%).
Padahal jika tidak berkonflik bisa memenangkan secara mutlak.

Konflik #DuoKasuba akhirnya tidak terbendung dengan masing2 team bekerja saling hujat dan serang, kondisi inilah sangat disayangkan melibatkan keluarga, kader dan simpatisan PKS.

Sudah tentu sangat berpengaruh kepada kondisi PKS Maluku Utara dan Indonesia Timur umumnya.

Pola kecenderungan kampanye pun terbelah #KasubaKaka didukung oleh keluarga besar Kasuba dan simpatisan PKS dan Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba.

Sedangkan #KasubaAdik didikung penuh kader Inti PKS dan struktur Partai. Intinya pecah!

Gerakan PKS di Maluku Utara secara otomatis akan sulit berkembang karena telah ditanamkan bibit-bibit permusuhan melalui dukung-mendukung di Pilkada 2018 dan inipun masih berdampak pada pencalonan di Legislatif 2019 nanti. #GubernurMalut

Pertengkaran 2 Kasuba ini sudah lama.

Mereka kakak beradik, Keduanya kader inti PKS. Tahun 2013 saya ikut kampanye untuk #AGK.

Tapi sejak 2016 mereka tidak berani berjumpa saya karena dilarang PKS.

Kader yang berjumpa saya di Ternate dan Tidore banyak yang dipecat.

Pemandangan ini aneh, memperebutkan jabatan di depan umum secara memalukan dan bertengkar bahkan pindah partai pendukung ke PDIP dan PKPI pun tak ada hukuman, entah standar apa yg dipakai ..

Sekarang keduanya kalah #GubernurMalut jatuh ke tangan orang lain.

Jawa Barat dan Maluku Utara adalah dua kursi gubernur yang kita pertahankan dalam masa sulit dan sekarang lepas secara tragis di masa mudah.

Siapa yang mau di salahkan?

Apa masih mau membela diri?

Atau menikmati ketaatan dan keikhlasan kader?

Sadarlah. Berkacalah.

Demikian catatan ke-2 saya dalam membaca tragedi demi tragedi hilangnya Kursi Gubernur PKS di seluruh Indonesia.

Semoga menjadi pelajaran berharga.

Tidak saja bagi #DuoKasuba tapi bagi pimpinan pks seluruhnya khususnya DPP PKS yang kian salah arah," tulis Fahri Hamzah.

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fahri HamzahMaluku UtaraPartai Keadilan Sejahtera (PKS)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved