Pengakuan Simpatisan JAD: Rekrutmen Kami Agak Kesulitan Mencari Tempat Kajian dan Kader Baru
Abu Mukafi (nama samaran), anggota simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) mengaku saat ini kelompoknya sedang kesulitan untuk merekrut anggota.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Abu Mukafi (nama samaran), anggota simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) mengaku saat ini kelompoknya sedang kesulitan untuk merekrut anggota.
Hal ini ia sampaikan dalam tayangan CNN Indonesia melalui Youtube, Kamis (21/6/2018).
Abu Mukafi mengatakan ruang gerak JAD di Indonesia semakin susah terutama untuk merekrut anggota baru.
• Ditanya Cara Generasi Z Mengamalkan Pancasila, Ganjar: Yang di Rumah Follow Akun Sosial Media Saya!
"Saat ini agak susah, karena tempat-tempat kajian. Rekrutmen-rekrutmen kami agak kesulitan mencari tempat kajian," kata Abu Mukafi.
Menurutnya, hal ini dikarenakan pernyataan-pernyataan dari pemerintah untuk mengawasi tempat ibadah serta orang yang patut dicurigai.
Hal tersebut membuat saat ini agak sulit mencari kader baru pengikut JAD.
"Karena statement-statement dari pemerintah untuk mengawasi tempat-tempat ibadah, juga pengawasan pada orang yang mencugikan, jadi untuk saat ini kami agak susah mencari kader-kader baru," tambah Abu Mukafi.
• Fakta-fakta Sidang Vonis Aman Abdurrahman, Komunikasi Terakhir Keluarga hingga Pengamanan Berlapis
Sementara itu, pendiri JAD, Aman Abdurrahman telah divonis mati di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (22/6/2018).
Hakim ketua, Akhmad Jaini menyatakan, Aman terbukti terlibat sebagai otak bom bunuh diri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 2016 lalu.
"Menyatakan Aman Abdurrahman atau Abu Sulaiman telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme. Pidana terhadap terdakwa dengan hukuman mati dengan barang bukti dari nomor 1 sampai 11," ujarnya di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat.
• Rustam Ibrahim: Ngabalin Tidak Kalah dari Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan Amien Rais dalam Bermain Kata
Merespon hukuman mati, Aman yang duduk di kursi pesakitan langsung berdiri menunjukkan jari telunjuk ke arah atas.
Ia yang mengenakan gamis biru muda dengan sorban hitam langsung bersujud syukur.
Sekira sepuluh polisi bersenjata laras panjang langsung menghampiri Aman. Mereka berbaris membuat barikade, "Petugas minggir, tidak apa-apa," ucap Akhmad Jaini.
• Ucapkan HUT DKI Jakarta, Fahri Hamzah: Keadilan itu Banyak di Tangan Jokowi, Bukan di Tangan Pemda
Menanggapi vonis tersebut, penasihat hukum Aman, Asrudin Hatjani mengatakan, pihaknya masih akan memikirkan banding atas putusan tersebut.
"Pikir-pikir," ujarnya. (Tribunwow/Tiffany Marantika)
• Mantan Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Pati Djalal: Saya Mencari Martunis, Korban Tsunami Aceh