Tanggapi Pidato Prabowo, Teddy Gusnaidi: Berani Buktikan Omongannya Nggak?
Politikus PKPI, Teddy Gusnaidi memberikan tanggapannya soal pidato Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Politikus PKPI, Teddy Gusnaidi memberikan tanggapannya soal pidato Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @TeddyGusnaidi yang ia tuliskan pada Rabu (20/6/2018).
Teddy Gusnaidi menyebut jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukan keberanaiannya menjaga kedaulatan negara.
Bahkan Teddy Gusnaidi menyebut jika Jokowi mampu memperbaiki kerusakan yang diwariskan pemerintah, seperti membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
• Ultah Jokowi, Ahok: Semoga Dikaruniai Keberanian
Kemudian Teddy menantang Prabowo utnuk membuktikan pernyataannya soal kedaulatan.
Bahkan Teddy meminta Prabowo untuk mendukung tindakan Jokowi untuk membubarkan HTI.
"Jokowi sudah menunjukkan nyali menjaga kedaulatan dengan MEMPERBAIKI kerusakan yg DIWARISKAN ke dirinya. Salah satu contoh dgn membubarkan HTI.
Sekarang untuk membuktikan omongan @prabowo basa-basi atau tidak, berani gak Prabowo kecam HTI dan dukung tindakan Jokowi?
Ditunggu," tulis Teddy.
• Komjen Iriawan Dilantik Pjs Gubernur Jawa Barat, BEM UI Beri Kartu Kuning Kedua untuk Jokowi

Sebelumnya, Prabowo Subianto melontarkan berbagai kritik di pemerintaha era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kritikan itu, ia lontarkan melalui akun Facebook Prabowo Subianto yang diunggah pada Selasa (19/6/2018).
Prabowo melontarkan berbagai kritik yang didasari pengamatannya melihat rakyat Indonesia saat ini.
Berikut adalah pidato lengkap Prabowo:
"Assalamualaikun wr wb, salam sejahtera, shalom, om swastiastu, namo budaya.
Selamat malam saudara-saudara sekalian, sahabat-sahabatku para kader Partai Gerakan Indonesia Raya di manapun engkau berada, para anggota Gerindra yang saya cintai dan saya banggakan, para simpatisan, keluarga besar Partai Gerindra di manapun engkau berada malam hari ini.
• Ditanya Alasan Tidak Menonton Piala Dunia, Prabowo Subianto: Jujur, Saya Sedih dan Prihatin
Pertama, tentunya sekali lagi saya ucapkan selamat hari raya Idul Fitri, selamat berhari libur dan siap-siaplah kembali beraktivitas setelah beberapa hari kita bersama-sama keluarga kita merayakan hari besar agama Islam bagi yang beragama Islam.
Bagi yang beragama lain juga saya kira menikmati hari libur. Sekarang saatnya kita berkumpul kembali membicarakan hal-hal yang lebih serius.
Saudara-saudara sekalian, saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian malam hari ini yang bersedia mengorbankan waktu saudara-saudara berkumpul dan mendengarkan siaran saya pada malam hari ini.
Malam hari ini untuk pertama kali saya berusaha menguji coba salah satu sarana berkomunikasi yang telah kita bangun supaya kita bisa bicara langsung kepada saudara-saudara sekalian di seluruh Indonesia.
Saudara-saudara sekalian, kita merasakan bersama keadaan bangsa yang terus terang saja kurang membahagiakan bagi sebagian besar rakyat kita.
• SBY Sebut APBN Diserap Habis untuk infrastruktur, Budiman Sudjatmiko: Elit Korup Kebakaran Jenggot
Sudah berkali-kali kita bahas dan saya kira kader Gerindra mungkin tidak perlu terlalu rinci lagi saya uraikan. Sudah banyak di antara kalian yang sudah datang ke Padepokan Garuda Yaksa di Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat, di sana sebagian dari kalian sudah menerima penataran, kaderisasi, pelajaran, kita sudah buktikan kepada kalian dengan data, dengan fakta, gejala-gejala, fenomena yang terjadi di bangsa kita.
Saya telah menyebarluaskan, yang terakhir buku saya 'Paradoks Indonesia' yang sudah tersebar di mana-mana. Dan saya kira saudara sudah paham benar apa yang menjadi pusat perhatian dari Partai Gerindra
Dari awal saya dan partai Gerindra melihat, bahwa kehidupan bangsa di Indonesia di arah yang salah, kita merasakan dan Gerindra merasakan dan saya berpandangan bahwa sistem bernegara, sistem politik dan sistem ekonomi di jalur yang menyimpang.
menyimpang dari rencana dan cetak biru yang dibangun oleh pendiri bangsa kita. Yaitu pancasila dan UUD 1945.
Kesulitan kita sekarang, karena kita tidak setia terhadap pancasila dan UUD 1945.
Banyak yang menggunakan pancasila dan UUD 1945 sebagai mantra dan slogan tetapi hakekatnya tidak dipahami dan tidak mau dilaksanakan.
Sebagai contoh, pancasila terdiri dari 5 sila, tetapi sering kelima itu tidak dijalankan.
Sebagai contoh ekonomi kita tidak berpatok pada keadilan sosial.
• Tuding Prabowo Serang Pemerintahan Jokowi, Faizal Assegaf: Mimpin Partai Aja Nggak Becus
Bagaimana kita bisa katakan keadilan sosial kalau yang menguasai kekayaan bangsa kita hanya segelintir orang saja. Kurang dari 1%. Bahkan ada yang mengatakan tidak lebih dari 300 keluarga dari 250 juta orang yang menikmati kekayaan bangsa Indonesia
Kekayaan negara diambil dan dikuasai bangsa asing. Indonesia sekarang disebutnya harus meminjam uang untuk membayar utang dan menggaji pegawai. Intinya, Indonesia dalam keadaan lemah," ujar Prabowo.
Berikut video selengkapnya:
(TribunWow.com/Woro Seto)
• Sebut Ali Ngabalin Keliru, Andi Arief: Kalau Punya Malu, Jokowi Harusnya Meminta Maaf