Breaking News:

Kisah Masa Lalu Fahri Hamzah saat Sahur Bersama Keluarga di Kampung, Ditemani Dila dan Rumah Bambu

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengisahkan cerita masa lalunya tatkala sahur bersama keluarga di kampung halamannya.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2017). 

Setelah sahur, sembari menunggu waktu subuh, keluarga Fahri biasanya mendengarkan siraman rohani dari pengajian di stasiun radio RRI.

Pengajian biasanya diisi oleh Daeng Naba yang ternama kala itu.

"Pengajiannya menyiram qalbu, indah di antara suara syahdu legendaris Mesir ummu Kultsum yang terdengar membangkitkan romantisme meski aku tak paham," kata Fahri.

Mana yang Benar antara Zakat Secara Diam-diam atau Mengumumkan? Mahfud MD Beri Jawaban Tegas

Suasana sahur yang damai tersebut membuat Fahri terkadang ingin kembali ke masa lalu untuk mencicipi lagi nikmat sahurnya bersama keluarga di kampung halaman.

Keinginan Fahri itu dituliskannya dalam kicauan Twitter.

Berikut ini kicauan lengkap Fahri tentang kisah sahurnya di kampung halaman dulu.

Keluarga Kunjungi Tanahan KPK sebelum Lebaran dan Bawakan Makanan hingga Baju Baru, Simak Videonya!

"Waktu kecil, Aku sahur ditemani DILA, bahasa sumbawa untuk lampu kecil dari kaleng bersumbu dan minyak tanah. Sepiiiii....tapi tetangga juga bangun, nampak dan terdengar dari suara sahur mereka...hampir sama; nasi, ikan asin goreng, sayur daun kelor ala kadarnya...#SahurKuDulu."

"Dulu,
Sahurku nikmat sekali, mungkin karena aku masih kecil, aku tidak memikirkan banyak hal. Tetapi aku tahu semua yang kU makan dari alam, dari hasil tangan, atau pemberian tentangga yang Kelebihan, ini telah menjadi budaya kami, saling memberi dan berbagi."

"Dalam kesederhaan rasanya semua hal cukup. Ramadhan membuat semuanya cukup, dan semua orang seperti memiliki semua keperluan untuk dimakan saat berbuka atau sahur atau untuk dipakai saat lebaran tiba. Semua ada, semua gembira."

"Sahur di desaku, seperti sedang dalam perkemahan. Sebuah tenda tembus pandang, karena rumah kami rata2 dari dinding bambu masa itu, dengan sebuah DILA di dalamnya dikelilingi sebuah keluarga mengerubungi makanan apa adanya. Indah.... #SahurKuDulu."

"Jika rumah cukup dekat maka kami akan saling mendengar, lalu saling menawarkan makanan. 'Cukup kah? Ini ada ikan goreng dan sayur'. Lalu kami yg kecil pergi mengantar, dan jika di sebelah ada kelebihan maka kami saling menukar makanan. Ini kultur Kita di desa."

"Menjelang subuh, kami mendengar pengajian RRI stasiun ujung pandang. Ada Daeng Naba, seorang ulama yang terkenal di siaran itu. Pengajiannya menyiram qalbu, Indah di antara suara syahdu legendaris Mesir ummu Kultsum yang terdengar membangkitkan romantisme meski aku tak paham."

"Andai ada perjalanan wisata ditawarkan kepadaku sekarang, aku ingin pergi ke masa lalu...menikmati kembali #SahurKuDulu yang syahdu, indah dan berkesan....Amin."

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Tags:
Fahri HamzahSahurRamadan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved