Fahri Hamzah: di Bulan Ramadan Ini Mereka Umumkan Perang, Aku Akan Layani Satu Persatu
Fahri Hamzah menyebut jika pemerintah menang seperti membawa dendam, dan melabel lawan dengan tuduhan ideologis.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Gagal mencerna makna pertarungan dan arti kemenangan. Karenanya, negara justru digunakan untuk mempertahankan dualisme. Sampai di situ Ok.
Tapi kemudian melabel lawan dengan tuduhan ideologis itu masalahnya.
@Fahrihamzah: Mesin negara terus saja memproduksi tuduhan.
Lalu upaya menjadi Seluler didendangkan.
Dwngan berbagai cara, ada yang sukses ada yang gagal. Tetapi ketegangan tak bisa dihindarkan.
Sampai muncul episode kedua; Ahok sebagai aktor dari seluruh yang tak nampak.
@Fahrihamzah: Sampai hari ini saya mendua, apakah Ahok dikirimkan ke pentas politik menjadi kebaikan bagi bangsa atau bagi agama?
Atau bagi keduanya? Atau sebaliknya?
Sebab sepertinya ia telah melakoni sesuatu secara sempurna; menyeruak lah apa yang ada di alam bawah sadar kita.
• Bela Anies Baswedan, Suryo Prabowo: Jangan Berendam di Kolam dan Ngumpet di Balik Tempurung

@Fahrihamzah: Penistaan terhadap Alqur’an khususnya surat #Almaidah54 pada awalnya tidak mau dicerna secara dewasa. Mereka menganggap remeh. Termasuk presiden dan para pejabat di sekitarnya. Tapi ini soal rasa, soal hati. Dan hal2 yang tak tampak. Sampai kemudian tumpah berupa manusia.
@Fahrihamzah: Penistaan terhadap Alqur’an khususnya surat #Almaidah51 pada awalnya tidak mau dicerna secara dewasa. Mereka menganggap remeh. Termasuk presiden dan para pejabat di sekitarnya.
Tapi ini soal rasa, soal hati. Dan hal2 yang tak tampak. Sampai kemudian tumpah berupa manusia.
@Fahrihamzah: Jutaan orang yang datang dengan Damai tanpa dendam dan perasaan marah.
Begitu saja, berjuta, tanpa komando, tanpa Organisasi penggerak massa, tanpa maksud lain kecuali mengungkap rasa, “kami ada dan kami hanya ingin agar keadilan tetap ada”. Begitulah.
@Fahrihamzah: Setelah peristiwa itu semua menjadi berbeda. Tapi entahlah, saya membaca ada dendam kesumat yang tak hentinya kepada kita.
Kepada bangsa Indonesia, kepada Ummat beragama dan Islam khususnya. Dendam itu kadang muncul seperti erupsi gunung berapi. Tak ada hentinya.

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)