Ramadan dan Idul Fitri 2018
Masyarakat Sering Menyalahartikan Anggapan Berbuka Puasa dengan yang Manis, Begini yang Benar
Kalimat berbukalah dengan yang manis sering didengar saat bulan Ramadan tiba, masyarakat sering menyalahartikan kalimat manis tersebut dengan berbuka
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kalimat berbukalah dengan yang manis sering didengar saat bulan Ramadan tiba.
Masyarakat sering menyalahartikan kalimat manis tersebut dengan berbuka makanan atau minuman apapun yang penting terasa manis.
Tidak jarang berbuka dengan teh manis, es buah yang manis, maupun minuman manis lainnya.
Tapi kenyataanya, kalimat berbuka dengan yang manis tersebut memiliki arti berbuka dengan buah-buahan yang manis.
• Reaksi Ashanty saat Asisten Rumah Tangganya Ribut Minta Naik Gaji Jadi Sorotan
Ustaz Tengku Zulkarnain menjelaskan dalam kajiannya yang ia upload melalui akun Instagram @tengkuzulkarnain.id bahwa kurma segar merupakan buah yang didahulukan untuk berbuka.
"Kata Nabi, ketika berbuka puasa makanlah sesuatu yang manis-manis. Seperti ruthab (kurma segar), kalau tidak dapat ruthab kata Nabi berbukalah dengan tamar (kurma kering)," kata ustaz Tengku Zulkarnain.

Kurma (ISTIMEWA)
Ia menambahkan jika tidak bisa menggunakan kurma kering maka makanlah buah-buahan yang manis.
Buah-buahan manis itu seperti sawo, pisang, kelengkeng, rambutan, maupun buah manis lainnya.
• Keliling Tinjau Pusat Perbelanjaan dan Keramaian, Tri Rismaharini Nyatakan Kota Surabaya sudah Aman!
"Jika tidak dapat buah manis, kata Nabi berbukalah dengan air yang tidak dibakar api," tambah Ustaz Zulkarnain.
Air yang tidak dibakar api adalah air putih yang masih murni seperti air zam-zam, air sumur, maupun air hujan.
"Bukan dengan teh manis, teh manis sudah dibakar sudah dimasak," lanjut Wakil Sekretaris Jendral MUI tersebut.
Jadi kalimat berbuka puasa dengan yang manis adalah digunakan khusus untuk buah-buahan maupun air putih yang tidak dibakar maupun dimasak. (Tribunwow/ Tiffany Marantika)