Fadli Zon Singgung soal Revolusi, Fadjroel Rachman Justru Beberkan Jejak Sebaliknya Terdahulu
"Harusnya ini teriakan dr tahun 1998, Bapak Fadli Zon waktu itu dimana?", tanya seorang netizen.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Menanggapi momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menuliskan cuitannya soal revolusi.
Selain menuliskan sejarah mengenai kebangkitan nasional, Fadli Zon juga mempertanyakan mengenai kondisi bangsa yang menurutnya saat ini cukup ironi dan menyedihkan.
"Hari ini 20 Mei 2018, menandai 110 tahun bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, yang merujuk pada perjuangan Boedi Oetomo tahun 1908. Momentum hari kebangkitan nasional mengingatkan kita agar tak menuju kebangkrutan nasional.
Tanggal 20 Mei 1908, merupakan momentum penting bagi terbitnya fajar kesadaran nasional.
Naluri pokok ingin merdeka dan hidup bermartabat sebagi bangsa, diikat oleh semangat persatuan dan kesatuan.
Dengan itu, kita berhasil meraih kemerdekaan. Namun meski sudah merdeka, apakah kini negara kita telah benar-benar bangkit? Atau sebaliknya justru menuju kebangkrutan?
Pemerintah kerap bangga dengan status sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan sumber daya alam melimpah, posisi geografis strategis, dan sumber daya manusia yg besar.
Namun ironisnya, posisi Indonesia justru cukup tertinggal dengan negara-negara yang potensi sumber daya alamnya nya jauh di bawah kita.
• Posting soal Terorisme di Facebook, Pilot Garuda Indonesia Akhirnya Dinonaktifkan
PDB perkapita kita hanya USD 3800. Angka ini jauh di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan juga Thailand.
Bahkan menurut UNDP Report on Financing the Sustainable Development Goals (SDGs) in ASEAN, di seluruh Asia Tenggara, 36 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Menyedihkan lagi, 90 persennya tinggal di Indonesia dan Filipina. Ini suatu fakta ironis.
Padahal, menurut catatan US Geological Survey, per 2014 dari segi cadangan SDA, Indonesia mempunyai cadangan timah terbesar kedua sedunia, emas nomor 6, dan energi panas bumi nomor 1.
Sedangkan dari sisi produksi, negara kita merupakan penghasil nikel terbesar ketiga di dunia, bauksit nomor 2, gas nomor 9, batubara nomor 6, dan crude palm oil nomor 1.
Dengan situasi ini, apakah kita termasuk negara, yang dalam istilah Richard Auty (ekonom Inggris), mengalami resources curse- “kutukan sumber daya alam?
Perekonomian kita sebenarnya memiliki potensi besar. Namun sayangnya, potensi tsb dikelola scr tak serius.
Dari catatan yang saya peroleh, dari total 255 blok migas yg ada, sekitar 70% sdh dikuasai dan dikelola oleh kontraktor asing