Kasus Terorisme
Pengakuan Seorang Polisi yang Pernah Jadi Teroris, Ceritakan Doktrin dan Merasa Salah Kamar
Seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri ymenceritakan kisah kelamnya. Simak berikut ini!
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Aksi tindakan teror belakangan memang menjadi perhatian masyarakat.
Dalam waktu sepekan, serangan yang diduga dilakukan oleh teroris ke sejumlah daerah di Indonesia membuat sejumlah nyawa tewas dan puluhan orang luka-luka.
Bahkan, polisi saat ini sudah mengamankan sejumlah orang yang diduga teroris untuk dimintai keterangannya.
• Kisah Polisi Korban Bom Thamrin yang Peluk Aman Abdurrahman dan Sampaikan Pesan Saya Bukan Thaghut
Tak sedikit pula dari terduga teroris ini ditembak mati oleh tim densus 88 lantaran melakukan perlawanan.
Nah, seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri yang saat ini sudah bertaubat dan menceritakan kisah kelamnya.
Sebelum menjadi bagian dari teroris, Sofyan Tsauri merupakan seorang anggota polisi aktif.
Lewat acara pagi-pagi pasti happy, Sofyan menceritakan apa yang ia alami saat bergabung menjadi anggota teroris pada Jumat (18/5/2018).
Dihari yang sama pula, videonya dibagiakan oleh chanel youtube Trans TV Official.
Sofyan meceritakan jika dirinya berasal dari keluarga polisi yang ikut terpapar ideologi seorang teroris bahkan hingga mendekam dipenjara.
• Kisah Nabi Muhammad Mempersilakan Penganut Kristen untuk Melakukan Kebaktian di Masjid Nabawi
Meski dirinya tinggal di asrama Brimob, namun ia mengakui jika dirinya terpapar paham yang salah.
"Ayah saya Brimob, kakak saya juga Brimob, dan saya polisi saat itu," kata dia saat berbincang dengan uya kuya diacara pagi-pagi happy.
Namun, saat itu ia terpengaruh dengan bacaan-bacaan hingga berujung dokrin yang membuatnya mengambil jalan keluar dari institusi polri dan memutuskan menjadi teroris.
"Tahun 2008 saya disersi dan dicari-cari sama provos. kemudian tahun 2009 turun surat pemecatan kepada saya. saat itu saya sudah bergabung dengan kelompok bom bali, Rich Carlton dan bom Mmariot," ungkapnya.
Menurutnya, saat memutuskan keluar dari polisi lantaran menganggap yang diambilnya itu salah sehingga memutuskan untuk berjihad.
"Janjinya engga muluk-muluk kita cuma dijanjikan surga," ungkapnya.