Bom di Surabaya
Jenazah 7 Terduga Teroris di Surabaya Ditolak Warga: Semua Liang Lahat Kembali Ditutup
Meski area pemakaman tersebut merupakan pemakaman umum dan tanah milik negara, warga tetap keberatan dan menolak jenazah terduga teroris.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Pelaku bom di 3 gereja di Surabaya adalah Dita Oepriyanto, beserta istrinya Puji Kuswati dan keempat anaknya.
Puji Kuswati dan dua anak perempuannya, Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9) melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja GKI Jalan Diponegoro.
Puji menggunakan bom yang ditaruh di pinggangnya.
Sementara itu, sang suami, Dita melakukan aksinya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Dita menaiki mobil Avanza yang berisi bom dan menabrakkannya ke gereja, hingga terjadi ledakan.
Selanjutnya, ada bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel yang dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita, yakni Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16).
Dua pemuda tersebut menaiki sepeda motor dan membawa bom serta melakukan penerobosan ke gereja dan meledakkan diri.
Satu keluarga berikutnya adalah keluarga Anton, pelaku bom di Rusunawa Sidoarjo.
Saat terjadi ledakan, istri dan seorang anak Anton tewas terlebih dahulu.
Sedangkan Anton ditembak mati petugas lantaran Anton tengah memegang diduga pemicu bom dan dianggap membahayakan saat disergap.
3 anak Anton lainnya selamat, yakni 1 laki-laki dan 2 perempuan.
Sama dengan sebelumnya, kali ini bom di Mapolresta Surabaya yang meledak pada Senin (14/5/2018) pukul 8.50WIB juga merupakan satu keluarnya.
Keluarga ini dikepalai oleh TM, istri dan ketiga anaknya.
Berdasarkan rekaman CCTV dan kamera amatir, TM bersama istri dan anak-anaknya mengendarai sepeda motor.
Saat itu, mereka dihentikan di palang pintu Mapolrestabes Surabaya oleh polisi untuk pemeriksaan dan ditanya keperluan.
Akan tetapi, tiba-tiba bom meledak dan melukai sejumlah orang. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Tsamara Amany Sebut PSI tak Beriklan, Ferdinand: Harus Protes, Itu Penjara 1 Tahun Lho Dek!