Jadi Pemberitaan Media Internasional, Jokowi Disebut Butuh Uang dari China untuk Menangkan Suara
Bak simalakama, untuk menangkan suara, Jokowi butuh uang dari China, tapi juga perlu menerima TKA China yang justru bisa membuatnya kehilangan suara.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Sementara itu, Bank Pembangunan China mencairkan pinjaman sebesar $170 juta untuk memulai pekerjaan teknis kereta api cepat, guna mensukseskan janji Jokowi pada Pilpres 2014 lalu.
Dengan menyalurkan dana, China telah memberikan Jokowi bantuan kepada pemilih yang ragu dengan menghadirkan kemajuan proyek.
"China sedang mencoba untuk memastikan bahwa janji Jokowi berada di jalurnya," kata peneliti di Pusat Studi China di Jakarta, Pattiradjawane.
"Uangnya ada di sana dan pekerjaan dimulai," imbuhnya.
Akan tetapi, ketergantungan Jokowi pada investasi China dinilai beresiko menjadi bumerang di tengah banjirnya TKA China.
• Partai Idaman Merapat ke PAN, Rhoma Irama Siap Dideklarasikan Jadi Cawapres
China merupakan investor terbesar ketiga Indonesia setelah Singapura dan Jepang.
Menurut data pemerintah, Jumlah warga negara China yang bekerja di Indonesia telah menggelembung lima kali lipat selama dekade terakhir menjadi lebih dari 24 ribu orang.
Itu hampir dua kali lipat jumlah pekerja dari Jepang yang investasinya menempati posisi kedua.
Scott Younger, direktur konsultan Nusantara Infrastructure di Jakarta, mengatakan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan Widodo, Indonesia perlu mengamankan investasi tahunan sekitar $ 90 miliar.
“Indonesia membutuhkan segalanya: pelabuhan, jalan, kereta api, semuanya jika berharap memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat," katanya.
Pada bulan April, Luhut Pandjaitan, menteri koordinator negara untuk urusan maritim, mengunjungi Beijing dan mengumpulkan sekitar setengah dari $ 20 miliar investasi yang ia cari. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Tanggapi Omongan Joko Anwar, Fahri Hamzah: Mukanya Kayak Orang Minta Dikasihani, Terbata-bata
