Perbudakan TKI! Setelah Puluhan Tahun Tak Ada Kabar, Parinah Akhirnya Bisa Pulang ke Indonesia
Kasus perbudakan modern yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Petarangan Kemranjen Banyumas, Parinah mengegerkan publik.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Kasus perbudakan modern yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Petarangan Kemranjen Banyumas, Parinah sempat mengegerkan publik.
Ia akhirnya bisa kembali ke kampung halaman di Banyumas setelah 18 tahun hilang kontak dengan keluarga karena kungkungan sang majikan.
Kasus hilangnya TKI di negara penempatan ternyata bukan kali ini saja terjadi.
Kasus serupa menimpa buruh migran lain yang masih satu desa dengan Parinah.
Dialah Turniati binti Mintarja asal Desa Petarangan, Kemranjen Banyumas.
• Jusuf Kalla: Kejadian Seperti Brexit Tidak akan Terulang Kembali
Turniati dilaporkan hilang kontak dengan keluarga selama 17 tahun.
Cerita kepergian Turniati ke luar negeri berawal pada tahun 2000 silam.
Ia saat itu mulai mengurus keberangkatannya ke luar negeri.
Hingga tahun 2001, ia yang saat itu masih lajang berhasil mendapatkan majikan.
Turniati akhirnya meninggalkan keluarganya di kampung dan berangkat ke Kuwait untuk menjemput pekerjaannya.
Tetapi kepergian Turniati ke luar negeri menyisakan duka pada akhirnya.
Ia hilang kontak dengan keluarga dan tak diketahui keberadaannya.
• Foto Masa Kecil 10 Pemain Film Avengers: Infinity War, Perhatikan Punya Chris Evans
Kedua orang tua Turniati, Mintarja dan Semi harus menahan kerinduan selama belasan tahun untuk berjumpa dengan putrinya.
Rindu itu bercampur gelisah karena nasib anaknya yang tak jelas di negeri orang.
Kini dua orang tua merana itu telah rapuh termakan usia. Pendengaran Mintarja sekarang mulai berkurang. Sedangkan Semi, mulai menunjukkan gejala pikun.
Di usia yang lanjut, seharusnya mereka tinggal merengkuh bahagia sembari ikut mencicipi hasil jerih payah anaknya yang bekerja luar negeri.
Tetapi mereka masih harus menanti kepulangan Turnati, dengan umur yang tersisa, bergelimang nestapa.
Kepala Desa Petarangan, Zaenul Mustofa mengatakan, Turniati sempat berkirim surat sebanyak tiga kali di awal keberangkatannya ke Kuwait, 2001. Melalui surat itu, ia mengabarkan telah memperoleh majikan.
Tetapi surat berikutnya berisi kabar tak mengenakkan. Melalui surat itu, Turniati mengeluh mendapat kekerasan dari majikan.
• Puluhan Sopir Angkor Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate
Ia pun menaruh harap bisa pulang ke Indonesia. Keluarga mempunyai data nama dan nomor telepon majikan, tetapi susah dihubungi.
Pihak keluarga dan pemerintah desa pun telah melaporkan hilangnya Turniati ke Dinas Tenaga Kerja Banyumas.
Mereka berharap Turniati bisa dipulangkan ke Indonesia dan kembali berkumpul dengan keluarga.
"Keluarga ingin Turniati dipulangkan ke Banyumas. Berharap pemerintah bisa membantu menulangkan Turnati,"katanya
Nasib Parinah, TKI dari desa yang sama lebih beruntung. Ia yang sempat hilang kontak dengan keluarga belasan tahun usai dibawa keluarga majikannya, dari Arab Saudi ke London, Inggris, berkirim surat ke kampung halaman, Januari 2018 lalu.
Surat yang menyertakan nomor telepon dan alamat itu sekaligus jadi petunjuk bagi pemerintah untuk melacak keberadaan Parinah.
Hingga dia ditemukan dan berhasil dipulangkan ke Indonesia dengan bantuan Kepolisian Inggris. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Satu Desa dengan Parinah, 17 Tahun TKI Turniati Hilang Kontak, Surat Terakhirnya Jadi Pertanda