Sudjiwo Tedjo Beri Pencerahan Nalar Matematis tentang Tagar #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi
Dalam kicauannya tersebut Sudjiwo Tedjo menyinggung tentang penggunaan tagar #2019GantiPresiden dan tagar #2019TetapJokowi.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
@Ethihad_13, "Ini yang di sebut simbah pas maiyah, bahwa celakanya rakyat indonesia. Krn tdk ada sleksi alam. Dadi wong goblokk ureeep kuabeh neng kene. Hahahahaha. Joss mbah."
@raina_rdr, "Njenengan pancen pinter."
@abdulkh67757033, "Kalimat politik selalu bermakna ganda mbah, Kanan kiri oke, Sugeng enjing."
@milea889, "Tumben mbah, sya dpet nalarnya."
Asal muasal tagar #2019GantiPresiden
Diketahui sebelumnya, tagar #2019GantiPresiden merupakan tagar cetusan kubu oposisi pemerintah, yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Presiden PKS, Sohibul Iman, menegaskan gerakan tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden bukan merupakan suatu kampanye hitam atau black campaign dari oposisi.
Menurut dia, gerakan #2019GantiPresiden itu merupakan turunan dari keputusan PKS menginginkan ada calon presiden lain disamping calon presiden petahana.
"Itu sebetulnya turunan dari keputusan PKS. PKS menginginkan selain incumbent, ada calon lain. Itu bukan suatu kejahatan," tutur Sohibul, ditemui di kantor PP Muhammadiyah, Kamis (12/4/2018).
Dia menjelaskan gerakan itu diinisiasi oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ari Sera. Dia merasa bersyukur gerakan itu menjadi ramai diperbincangkan di media sosial.
Harapannya, dari gerakan itu muncul calon presiden non petahana yang sesuai keinginan publik.
"Kalau kita berhasil memunculkan satu calon, kan tujuannya menang. Kalau menang berarti ganti presiden. Nah dia supaya gampang 'ganti presiden'. Alhamdulillah, ya mengamini," katanya.
Tanggapan Jokowi tentang tagar #2019GantiPresiden
Presiden Joko Widodo juga memberikan tanggapan mengenai munculnya tagar #2019GantiPresiden.
Pemimpin negara asal Kota Solo tersebut menanggapi enteng gerakan dengan tagar #2019GantiPresiden baik ditulis dalam kaos atau di media sosial.