Polri dan TNI Bagikan Sembako dan Amplop, Fadli Zon: Jokowi Kurang Beradab
Fadli Zon menuliskan sindirannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal video yang tengah viral saat Polri dan TNI membagi-bagikan sembako.
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menuliskan sindirannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal video yang tengah viral saat Polri dan TNI membagi-bagikan sembako.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @fadlizon yang diunggah pada Senin (9/4/2018).
Diketahui, beberapa waktu lalu video viral saat TNI dan Polri tengah membagikan sembako di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah.
Terlihat dalam video yang menunjukkan adanya sejumlah aparat kepolisian dan tentara yang terlibat dalam pembagian sembako diiringi ucapan “terima kasih, terima kasih, ini dari presiden, ini dari presiden……”, ujar seorang oknum polisi.
• Dapat Ucapan Selamat dari Wedding Organizer, Elly Sugigi dan Irfan Sebastian Segera Menikah?
menanggapi hal itu, Fadli Zon sebut apa yang dilakukan Jokowi tidak beradab.
"Fadli: Pengawalnya Bagikan Bingkisan Dan Amplop, Jokowi Kurang Beradab," tulisnya
• Dapat Nyinyiran, Ferdinand Hutahaean: Saya Paham, Mereka Lebih Banyak Habiskan Waktu Menjaga Dengkul

Netizen yang melihat postingan tersebut sontak meninggalkan komentar:
@Zio56900504: Mgkin jg bang sxan kampanye, krn yg sdang mnjabat biasanya beralsan mmbgi kpda rakyat kcil, ttpi scra tdk lngsung itu mmikat hti rakyat walopun trkdang jln nya salah.
@vitras212: Paspampres mempunyai tugas mengawal presiden.. Bukan tugas bagi bagi sembako.. #ngga nalar ya??.
@Julak96: sama halnya dgn: programmer tugasnya ngoding, bukan ngadain riset kebutuhan sosial.
sama juga: TNI menangani masalah keamanan bukan membantu korban bencana alam.
kalo analogiku salah, analogimu jg salah
Sebelumnya, Jokowi juga menyebut oknum-oknum yang kerap menuding dirinya sebagai orang tak beradab saat berpidato di acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Center atau GK Center di Bogor, Jawa Barat.
Saat itu, Jokowi memaparkan kondisi negara, dan menanggapi soal pidato Prabowo yang menyebut Indonesia bubar di tahun 2030 serta segala tudingan yang menyudutkan dirinya.
• Jokowi Berpidato dengan Nada Tinggi, Rocky Gerung: Ngomel Pakai Teks
Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan soal berita dan isu yang menyudutkannya terutama soal PKI dan tenaga asing.
"Pemimpin itu harus tahan banting, harus kerja keras, harus berusaha, jangan berbicara pesimis 2030 bubar, pemimpin itu harus memberikan optimisme pada rakyatnya, pemimpin itu harus memberikan semangat pada rakyatnya, meskipun tantangannya berat, tantangannya tidak gampang" ujar Presiden Jokowi dengan suara lantang dan mengacungkan jarinya keatas.
Setelah itu, Jokowi memberikan tanggapannya soal isu yang menyebut rakyat Indonesia makin susah.
"Memang mungkin ada yang banyak yang berbicara kalau kita pahit, nggak apa-apa pahit, Memang mungkin ada yang banyak yang berbicara kalau kita susah, nggak apa-apa kita susah, tapi kita melihat ada titik terang yang kita tuju, nggak bisa kita manja, nggak bisa kita malas-malas lalu menjadi negara kuat, nggak bisa," ujar Jokowi.
Kemudian, Jokowi memaparkan soal tudingan sekelompok orang yang menyebut dirinya antek-antek asing.
"Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya, Jokowi itu antek asing, gagal, hilang, ganti lagi antek aseng, gagal lagi, kemudian ganti isu PKi, saya jawab saat itu, PKI tahun 1965 dibubarkan, saya baru 3 tahun, masak ada PKI balita, ini isu apa, nggak beradab seperti itu." ujarnya disambut sorakan hadirin di acara tersebut.
Setelah itu, Jokowi membahas soal isu kaus dengan #2019GantiPresiden.
Jokowi menilai dengan kaos berhastag itu, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.
"Masa pakai kaos bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucapnya disambut tepuk tangan para relawan.
Jokowi bertutur hanya ada dua hal yang bisa mendorong pergantian itu, yakni rakyat dan tuhan.
"Kalau rakyat berkehendak bisa, kalau rakyat nggak mau bisa. Yang kedua, ada kehendak dari Allah SWT," katanya. (TribunWow.com/Woro Seto)
• Sekjen PSI: Kalau April Prabowo Tidak Dideklarasikan Capres, Kami Akan Siapkan Skenario Baru