Lukman Hakim Saifuddin: Kalau Tidak Bisa Bersyukur, Bersabarlah
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin:menuliskan cuitam soal rasa syukur dan sabar. netizen sontak membanjiri komentar
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin:menuliskan cuitam soal hidup.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @lukmansaifuddin yang ia posting pada Selasa (27/3/2018).
Menteri Agama itu memberikan nasehat soal kehidupan.
Menurutnya, hidup itu harus dijalani dengan dua cara, yaitu bersyukur dan bersabar.
Menurut mantan Wakil MPR itu, hidup itu seharusnya dipenuhi dengan rasa syukur.
POPULER: Politisi PDIP Ucap Kata Kasar ke Kemenag, Pengamat Politik: Bahasa Cerminan Partai
Namun, jika itu tidak ada, sebaiknya dengan rasa sabar.
"Hidup itu dijalani dengan 2 cara, bersyukur dan/atau bersabar.
Kalau tak bisa bersyukur, bersabarlah..
Kalau tak bisa bersabar, bersyukurlah.. Kalau tak bisa keduanya, terus mau hidup dengan cara apa?'
Netizen yang melihat psotinagn tersebut sontak meninggalkan komentar:
@viana_vie36: Sabar syukur dan tawaqalSebab kalau hanya sabar dan syukur saja hidup bisa kacau Pak Kyai
@lutfanisasi: Pak mentri, Pasti sampean pusing ya? Giliran masalah Umrah banyak yang tertipu, sampean yang disalahkan.Penipunya mah ikut acara yang nggak minta pertimbangan sampean.
@ilhamologyy: Betul pak, sy setuju dengan nasihat bapak. Malah sy dua2nya: bersyukur dan bersabar. Bersyukur rakyat udah pada sadar, dan bersabar 1 tahun lagi.
VIRAL: Rakyat Demo Minta Puan dan Pramono Diusut, Politisi Demokrat: Harusnya Diselesaikan dengan Adil
@leodipranowo: Mungkin lebih tepatnya pak yai menag... semestinya harus bisa bersyukur pada saat sabar, dan harus bisa sabar pada saat bersyukur
Lukman Hakim Saifuddin beri alasan biaya haji naik
Diketahui,Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berbiaya Rp 35.235.602.
"Kita amat sangat bersyukur kenaikan dibanding tahun lalu itu hanya Rp 345.290," ujar Lukman, dalam jumpa pers di Ruang Rapat Komisi VIII DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (12/3/2018).
Menurutnya angka tersebut tergolong kecil jika diukur dari tiga alasan utama dibalik kenaikan ongkos haji tersebut.
Lukman menyebut alasan pertama yakni adanya kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) Arab Saudi sebesar 5 persen, mencakup seluruh keperluan yang dibutuhkan para jamaah di negara tersebut.
Kebutuhan dimkasud yaitu catering, transportasi, termasuk barang dan jasa.
"Bandingkan dengan tiga variabel utama tadi itu, kenaikan PPN (Arab Saudi) yang 5 persen itu berlaku kepada semua catering, transportasi, semua barang dan jasa," kata Lukman.
Alasan kedua, kenaikan harga avtur (bahan bakar pesawat).
Ia menyebut lebih dari 50 persen biaya haji dihabiskan untuk keperluan bahan bakar pesawat.
"Sebanyak 78 persen dari total biaya haji itu adalah untuk pesawat udara," jelas Lukman.
Harga avtur menjadi alasan paling krusial dibalik kenaikan BPIH. "Dari seluruh komponen pembiayaan pesawat udara itu, avtur merupakan paling tinggi," ujar Lukman.
Alasan lainnya, kurs nilai tukar dollar Amerika Serikat yang mengalami perubahan dan berdampak pada biaya pembelian avtur. Bahan bakar tersebut hanya bisa dibeli menggunakan dolar, bukan rupiah.
Lebih lanjut Lukman menyatakan kenaikan biaya tersebut sebenarnya i atas 5 persen, namun bisa ditekan hingga hanya 0,99 persen alias Rp 345.290.
POPULER: Hotman Paris: Aku Kasihan Sama Kamu, Kurang Sukses, Hidup Pas-pasan, Kerjanya Cuma Sinis
Selain itu, kenaikan BPIH yang telah disepakati Panja Komisi VIII dan Panja Kementerian Agama juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi para jamaah.
Satu di antaranya untuk menambah jumlah makan, yang sebelumnya hanya 25 kali, kini bertambah menjadi 40 kali. Sebelumnya, BPIH pada 2017 sebesar Rp 34.890.312.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menjelaskan alasan mengapa jumlah makan untuk para jamaah haji ditambah dari yang sebelumnya hanya 25 menjadi 40 kali.
Ia mengatakan bahwa panitia nantinya memberikan makan kepada para jamaah selama 20 hari saja, dari 29 hari lamanya jamaah menjalankan ibadah haji.
Selama 9 hari, jamaah tidak diberikan makanan karena situasi sangat sulit lantaran para jamaah berjalan menuju Arafah. "Di Makkah itu 29 hari, 9 hari nya (jamaah) tidak kita beri makan karena situasi sudah crowded (sibuk), mereka mau ke Arafah," ujar Sodik.
Sisanya, yakni 20 hari, para jamaah akan mendapatkan makanan dua kali sehari. Jika dikalikan totalnya menjadi 40 kali makan. (TribunWow.com/Woro Seto)
Baca juga: Arteria Dahlan Tolak Minta Maaf ke Kemenag soal Ucapan Kasar, Umar Hasibuan: Orang Sombong