Breaking News:

Penjelasan Ilmiah Mengapa Media Sosial Bisa Menjadi Sarana untuk Sembunyikan Penyakit Mental

Seiring berkembangnya teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi, media sosial menjadi salah satu perhatian utama.

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Nakita
Ilustrasi. 

TRIBUNWOW.COM - Seiring berkembangnya teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi, media sosial menjadi salah satu perhatian utama. 

Berkat segudang fitur dan filter pengeditan, pengguna terdorong untuk menyajikan versi paling keren dari diri mereka. 

Dengan tekanan seperti ini, tidak mengherankan jika media sosial telah dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk. 

Melansir situs Independent, studi yang mengaitkan media sosial dengan kesehatan mental tak terhitung jumlahnya. 

Instagram misalnya, dijuluki sebagai platform media sosial terburuk bagi kesehatan mental pada tahun 2017.

Dengan banyaknya orang membangun citra sebagus mungkin, media ini sebenarnya mampu membuat malapetaka bagi harga diri penggunanya. 

Instagram bahkan dinamai sebagai platform paling narsistik. 

BACA:  Selain SongSong Couple, 6 Pasangan Drama Korea Ini Juga Akhirnya Menikah di Dunia Nyata

Namun, ketidaknyamanan media sosial bagi para penggunanya tergantung pada bagaimana menggunakannya. 

Misalnya, tentu lebih sering mengunggah momen-momen bahagia dan bukan sebaliknya. 

Keindahan sekaligus tipuan dari media sosial ialah kita dapat berpura-pura menjadi pribadi yang menyenangkan.

Ilustrasi
Ilustrasi (llnwd.net)

Seseorang yang sedang menghadapi penyakit mental bisa tersamarkan melalui media sosial

Namun, di samping itu, seseorang juga mempertahankan realitas hidup yang menyedihkan. 

 Di sinilah hal-hal yang menjadi suram bagi seseorang yang berjuang melawan penyakit mental. 

Sangat mudah untuk menyamarkan keburukan seseorang hanya melalui tampilan indah pada profil media sosial. 

"Sangat sulit untuk mengetahui apakah orang lain di media sosial memiliki sifat baik, tidak senang, atau tertekan," ujar Marc Hester, salah seorang konsultan psikolog klinis di The Summit Clinic, London. 

Salah satu alasannya ialah media sosial menghalangi seseorang untuk menemukan bantuan medis jika ia mengidap penyakit mental berkepanjangan. 

Seseorang akan terlihat senantiasa tersenyum melalui akunnya, padahal bisa saja hatinya sedang bersedih. 

Selain itu, mem-posting atau mengunggah hal-hal yang menyenangkan mungkin saja dapat membuat pengguna lain merasa iri atau kesepian. 

Lagi-lagi, ini berpotensi dapat merusak seseorang yang tengah berjuang melawan kecemasan, depresi, dan rasa terisolasi. 

Para ahli pun menyarankan kepada para pengguna media sosial untuk mampu menyeimbangkan antara aktivitas online dengan offline

Jika Moms merasa terlalu banyak menghabiskan waktu untuk media sosial, maka beristirahatlah sejenak. 

VIRAL:  Dibilang Dungu dan Bebal oleh Kader Gerindra soal Pidato Prabowo, Raja Juli Antoni Angkat Bicara

Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang lain seperti membaca buku, atau latihan fisik. (*)

Artikel ini telah tayang di Nakita berjudul "Media Sosial Jadi Sarana untuk Menyembunyikan Penyakit Mental? Ini Penjelasannya"

Sumber: Nakita
Tags:
Media SosialGangguan mental
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved