Prabowo Mengungkapkan Republik Indonesia Dinyatakan Tidak Ada Lagi Tahun 2030
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyatakan jika 'Republik Indonesia tidak ada lagi tahun 2030'.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Sudah berkali-kali Prabowo Subianto mengingatkan, bahwa negara ini kaya namun miskin karena para elit kita membiarkan para komprador menguasai sumber daya alam Indonesia.
Bahwa mereka, para elit, seakan menutup mata dan telinganya ketika banyak rakyat Indonesia berteriak kelaparan, para ibu berteriak susahnya akses kesehatan yang layak, mahalnya pendidikan yang bermutu.
Pantaskah mereka dipilih kembali? Pantaskah mereka kita biarkan terus menjarah hasil bumi nusantara?
Mari kita pertahankan momentum peperangan melawan koruptor dan komprador.
Koruptor adalah mereka yang mengambil apa yang sudah menjadi uang rakyat untuk perut sendiri.
Komprador adalah mereka yang membantu menjarah, atau membiarkan penjarahan serta pengiriman kekayaan alam nusantara ke luar negeri - Prabowo Subianto," sebagaimana tertulis dalam keterangan video.
Simak video selengkapnya di bawah ini.
Tanggapan Fadli Zon
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, pernyataan Prabowo tersebut merupakan peringatan karena cara kepemimpinan di Indonesia saat ini sangat kacau.
"Jadi begini, ini namanya warning ya. Tentu ingin Indonesia lebih dari 1000 tahun, sampai kiamat kalau perlu tetapi kalau cara memimpin Indonesia seperti sekarang ya bisa kacau," ujar Fadli kepada wartawan di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018).
Wakil Ketua DPR ini mengungkapkan bahwa saat ini cara kepemimpinan Indonesia sangat buruk.
Hal tersebut ditandai dengan banyaknya hutang negara.
"Saya kira yang saat ini udah banyak salah jalan. Seperti masuk jerat hutang," tambah Fadli.
Dirinya mencontohkan beberapa negara kuat yang bisa bubar karena salah urus.
"Kita lihat pengalaman Uni Soviet negara yang sangat kuat saja bertahan hanya tujuh puluh tahun. Padahal dia punya partai yang sangat kuat dia punya Red Army yang sangat kuat," tegas Fadli. (*)