Kisah Hoegeng, Polisi Jujur yang Membuat Gembong Penjahat Kelimpungan
Kehadirannya di daerah Sumatra Utara ketika itu untuk memanaskan pantat para “gembong” di kawasan tersebut.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
“Malah waktu di Sukabumi saya mendapat ijazah istimewa,” kata Pak Hoegeng. Rupanya atasan sudah menetapkan siapa-siapa yang harus lulus, meskipun “bodoh”.
Akhir tahun 1945, Pak Hoegeng yang baru saja meletakkan jabatannya sebagai Kepala Polisi Seksi II Djombang, sedang “cuti” ke rumah orangtuanya di Pekalongan, Jawa Tengah. Di sana ia bertemu Komodor Natsir, orang kedua dalam ALRI.
Ia ditanya apakah sedang menganggur, lalu ditawari untuk masuk ALRI. Meski Hoegeng sudah mengatakan bahwa pendidikannya kepolisian, tapi Natsir tetapi menawari bahwa Hoegeng bisa membantu membentuk Polisi Laut.
Di ALRI pangkatnya menjadi Mayor. Tapi pangkat Mayor itu cuma bertahan lima bulan. Kedatangan Pak Kanto (Sukamto Tjokrodiatmodjo), Kepala Kepolisian yang pertama ke Yogya, menamatkan semuanya.
Ia menyuruh Hoegeng datang ke kantor menghadapnya dengan menggunakan seragam Mayor ALRI-nya. Seragam itu memang membuat Hoegeng yang sombong terlihat gagah. Serba putih, pakai pedang, tiga strip emas di pundak.
Suara Kepala Polisi Negara menggelegar menegurnya, “Apa kamu tidak malu berpakaian begini, hah. Kamu kan pendidikan kepolisian. Tidak malu hah.” Terkejut hati Hoegeng menerima apa yang tidak diduganya. Tapi perlahan-lahan ia menunduk, mengerti maksud kata-kata “bekas” Komandannya.
Pak Kanto kemudian menyuruhnya pulang, tidak mengatakan apa-apa lagi. Hoegeng sendiri setibanya di rumah, kemudian menanggalkan seragam itu dan menyatakan pada Komodor Natsir minta berhenti dari jabatan Komandan Tentara Polisi Laut.
Perangai Hoegeng yang menuai pro dan kontra tersebut tidak mengurangi dedikasinya untuk negeri.
Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahkan pernah mengatakan, "Di negeri ini, cuma ada tiga polisi jujur: patung polisi, polisi tidur, dan polisi Hoegeng.”
Tulisan ini pernah dimuat di Intisari edisi Juni 1969, dengan judul asli Panglima AKRI: Komdjenpol Drs. Hoegeng Iman Santosa. Ditulis oleh Edward Linggar G dan tayang di Intisari Online dengan judul: Kisah Polisi Hoegeng: Mulai dari Bikin Panas Pantat para Gembong Hingga Pernah Diburu Penculik