Mahfud MD: Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas Itu Pepatah yang Salah
Mahfud MD mengungkapkan jika tidak tegaknya hukum dan keadilan dalam kalangan rakyat bisa memicu keruntuhan suatu bangsa.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sekaligus guru besar UII Mahfud MD mengungkapkan penyebab di balik runtuhnya suatu bangsa.
Pantauan TribunWow.com, hal itu ia beberkan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Sabtu (24/2/2018).
Mahfud MD menyatakan jika berdasarkan fakta sejarah, penyebab utama runtuhnya suatu bangsa disebabkan oleh korupsi.
Selain itu, juga dikarenakan tidak tegaknya hukum dan keadilan.
"Berdasar fakta sejarah bangsa2 dan ajaran semua agama di dunia:
Baca berita ini: Sidang Mediasi Partai Bulan Bintang Gagal, Yusril Ihza Mahedra: Sampai Mati Akan Saya Lawan KPU
runtuhnya suatu bangsa disebabkan oleh korupsi para pemimpinnya dan tidak tegaknya hukum dan keadilan di kalangan rakyatnya.
Kalau cinta NKRI, ayo jgn gamang lawan korupsi, tegakkan hukum dan keadilan," kata Mahfud MD.
Baca: Fadli Zon Singgung Jokowi Soal Narkoba: Ini Negara Seperti tak Bertuan, Omong Kosong Nyatakan Perang
Menurut Mahfud MD, penegakan hukum yang timpang dalam penegakan korupsi adalah bagian dari korupsi itu sendiri.
"Ya, penegakan hikum yg timpang dlm penanganan korupsi adalah bagian dari korupsi itu sendiri. Memang begitu," ujar Mahfud MD.
Postingan Mahfud terkait hal ini kemudian mendapat komentar dari netizen dengan akun @SofyanSugandhi9 yang mengungkapkan peribahasa "hukum tajam ke atas dan tumpul ke bawah"
@SofyanSugandhi9: rakyat ril cinta NKRI, tapi penegak hukum dlm menegakan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, mana yg harus di pentung..?.
Baca: Soal LBH Warung Kopi, Hotman Paris Sebut tak Perlu Kepura-puraan dan Sumbangan
Komentar Sofyan tersebut lantas mendapat balasan dari Mahfud MD, yang menyatakan jika pepatah tersebut salah.
Menurut Mahfud MD, yang benar adalah hukum sama-sama tumpul, baik ke atas maupun ke bawah.
Ia lantas memberi contoh kasus penyuapan.
"Sdh ber-kali2 sy katakan bhw adagium (pepatah atau peribahasa-red) penegakan hukum “tajam ke bawah dan tumpul ke atas” itu adl adagium yg salah.
Yg benar”tumpul ke atas dan tumpul ke bawah”.
Yg di atas enak krn menyuap, yang di bawah terkena krn tak mampu menyuap. Berarti hukumnya tumpul ke atas dan ke bawah," ucapnya.
Baca ini: Bantah Tuduhan Nazaruddin, Anas Urbaningrum Sebut Fahri Hamzah Layak Dipercaya
Postingan tersebut kemudian mendapat beragam komentar dari netter.
@Sheva_Imaduddin: Kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak.
Permasalahan nya ada di pemikiran mereka sehingga tercipta praktik sistem yang buruk.
Rakyat kecil tak bisa apa apa hanya mau tidak mau mengikuti praktik sistem yang buruk meskipum aturan yang sebenarnya tidak begitu. Hmm membudaya.
Baca ini: Sandiaga Uno: Kondisi Sungai dan Limbah di Jepang 58 Tahun Lalu Sama dengan Jakarta Saat Ini
@herman_lapelani: kalau penegakan Hukum di atas & di bawah tumpul, berarti harus di pertajam ulang di mulai dari dasar ya Prof.
@KhoirulIlham112: "Tajam kebawah tumpul ke atas" justru itu adagium yg benar pak mahfud yg salah krn suap bisa menumpulkan hukum.
@Mustofa33497007: Setuju prof.
@heroe_king: Bahasanya saya sederhanakan.
Yang kaya tidak tertib hukum karena kesewenangan, yang miskin tidak tertib hukum dengan alasan keadaan.
Pendidikan akhlak itu jauh lebih penting dari pendidikan baca tulis. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Baca juga: Fadli Zon: Polisi Kita Ini Sebenarnya Bertindak Berdasarkan Panduan Hukum atau Order Kekuasaan?