Ternyata Kopi Mampu Mengikat Hubungan Indonesia-Australia dalam Budaya, Seni dan kehidupan Sosial
Kopi ternyata mampu mengikat budaya Australia dan Indonesia, simak hasil penelitiannya!
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Kerjasama dan keterlibatan warga kedua negara bisa ditingkatkan lagi dalam soal kopi mengingat Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, sementara Australia merupakan negara paling maju dalam 'budaya kopi'.
Populer: 5 Kafe Kopi Terbaik di Dunia, Udah Nyoba?
Keterlibatan di bidang musik dan film
Penelitian ini juga mengungkapkan adanya hubungan kopi dengan pembicaraan mengenai seni, film dan kehidupan sosial lainnya.
"Di Indonesia, budaya kopi merupakan fenomena urban yang baru, khususnya di kalangan anak muda dan juga komunitas pembuat film independen," kata Inayah.
"Dan mereka membicarakan hal-hal seperti seni, film dan kehidupan sosial lainnya di cafe-cafe trendy yang sekarang bermunculan di berbagai kota," ujarnya.
Peneliti dari UGM Dr Nadjib Azca yang juga menjadi salah seorang peneliti menggambarkan cerita mengenai Agung Leak dari Kedai Kebun Forum di Yogyakarta, yang mendirikan forum tersebut di tahun 1996.
Cafe tersebut sekarang menjadi tempat berkumpulnya orang yang tertarik dengan dunia seni.
"Tempat itu memang biasanya dikunjungi turis, dan kebanyakan berasal dari Australia. Namun biasanya warga lokal dan turis duduk terpisah. Namun di pertengahan tahun 2000-an hal tersebut berubah ketika Kebun Forum mulai mengadakan pameran seni," kata Azca.
Dalam wawancara dengan tim peneliti, Agung Leak menggambarkan bagaimana ketika ada pertunjukkan seni, semua yang hadir berbaur jadi satu.
"Adanya pertunjukkan atau pameran seni membuat mereka melupakan latar belakang sosial, dan membuat mereka berbicara hal di luar identitas mereka. Kita bisa mengaitkan ini dengan budaya kopi," kata Agung Leak.
Keterlibatan kopi dalam hubungan kelompok muda Australia Indonesia juga diungkapkan oleh melalui keterangan Fitri Mayang Sari yang selama di Australia terlibat dalam kelompok AIYA (Australia Indonesia Youth Association) dan Causindy (Conference Australia Indonesia Youth).
"Salah satu ide yang berkembang di kalangan anak muda adalah kerjasama lewat kopi, memperkenalkan Indonesia dan Australia lewat kopi. Idenya adalah menghubungkan dua cafe yang berbeda di dua tempat berbeda di kedua negara lewat Skype. Ketika sedang minum kopi mereka bisa berrkomunikasi dengan orang lain di Australia. Cafe menyediakan fasilitas tersebut, hal yang sudah dilakukan oleh Yuza, pemilik cafe di Jakarta yang pernah ikut Causindy," kata Fitri Mayang Sari kepada tim peneliti.
Dalam kesimpulannya, penelitian yang dibantu oleh Australia Indonesia Center (AIC) tersebut mengatakan hubungan budaya yang sudah ada antara Indonesia dan Australia bisa diperluas dan diperdalam dengan penemuan yang dibuat oleh tim peneliti seperti budaya kopi, film dan seni. (*)