Breaking News:

Presiden PKS Tunggu Sikap Jokowi Terkait Pidato Kapolri yang Dinilai Fatal dan tak Pantas

Tito Karnavian dianggap memecah belah NKRI karena pidatonya yang menginstruksikan polisi untuk bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah saja.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase/TribunWow.com
Sohibul Iman (kiri) dan Tito Karnavian (kanan) 

Top 5 seleb: Juri Indonesian Idol Ungkap Sosok Joan hingga Maia Estianty Disindir Kangen Mantan

@Wongawam08: Seorang Kapolri yg memiliki intelektual yg brilliant berani korbankan integritas dan keprofesionalannya berarti Ada yang salah dalam kepemimpinan nasional dinegeri ini...Bangsa ini telah kehilangan integritas moral para pemimpinnya.

@miftahul_iman: Tidak pantas dan tidak etis (bukan kurang) seorang pimpinan penjaga keamanan memprovokasi ormas.

@SweetCorn1883: Sedih dg kapasitas seorang yg semestinya jadi pengayom dan pelindung masyarakat justru mjd pemecah belah persatuan rakyat.

@hilmisobari: tabayyun dulu. hal kaya gini sebaiknya jangan dipolitisasi.

Diberitakan sebelumnya, pidato Tito ini sebenarnya disampaikan pada 2016, akan tetapi menjadi viral pada 2018 ini.

Baca: Terkait Postingannya yang Ramai Dikritik, Mahfud MD Beri Klarifikasi

Dalam pidato tersebut, Tito menginstruksikan kepada jajarannya untuk bekerjasama dengan NU dan Muhammadiyah dan memperkuat mereka, tidak dengan yang lainnya.

"Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat Provinsi. Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus di tingkat kabupaten atau kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, karena yang lain bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya," kata Tito saat itu.

Video pidato tersebut beredar dan menuai banyak kecaman, bahkan Wasekjen MUI mengirim surat terbuka kepada Kapolri dan menuntut permintaan maaf dari Tito, lantaran dianggap memecah belah kesatuan NKRI.

Top 5 News! Najwa Shihab Menyerah Wawancara Riana hingga Pria Lumpuh Asal Taiwan dapat Jodoh dari Indonesia

Tak hanya mereka, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid juga meminta agar jasa ormas yang lain tidak dilupakan.

"Peran Muhammadiyah&NU pastilah diakui. Tapi mrkpun akui peran Ormas&Orpol Islam yg lain, unt Indonesia Merdeka,Pancasila&NKRI. spt Jamiyatul Khair (th 1901), PUI (Perikatan Umat Islam)th 1911. PSII (1929), Partai Islam Indonesia (1938), Masyumi (1945).#JasMerah,tapi juga JasHijau," tulisnya.

Selanjutnya, ia kemudian meminta agar masyarakat tidak menghilangkan jejak ulama yang lainnya.

"IndonesiaMerdeka,Selamatkn Pancasila&NKRI,dlm konteks Umat Islam, libatkn Tokoh2 Muhammadiyah (spt KiBagus Hadikusumo)&NU (spt KH Wahid Hasyim) jg PUI(KH Anwar Sanusi), jg Parpol Islam (AbiKusnoC/PSII),Mr Kasman S(PII)&M Natsir(Masyumi).#JasHijau(JanganSe-kali2HilangkanJejAkUlama," ungkap Hidayat Nur Wahid. (*)

Baca juga: Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain Kirim Surat Terbuka untuk Kapolri: Tuntut Permintaan Maaf Tito

Viral! Merasa Jadi Korban Salah Tangkap dan Divonis 8 Tahun, Pria di Palembang Ini Tulis Surat untuk Jokowi

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)PKSTito KarnavianTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved