Ditolak Lamarannya Gara-gara Tato, Seorang Pria Rela Terbang ke Jakarta
Terlepas dari agama sebagian orang menganggap tato bagian dari sebuah seni.
Editor: Galih Pangestu Jati
"Ya dulu saya pernah ditolak saat mau melamar gara-gara tato, orang tuanya tidak setuju. Dari situ saya berniat hapus," katanya.
Kurang dari dua bulan setelah lamaran ditolak, ia mendapat informasi melalui media sosial bahwa ada peluncuran hapus tato.
Akhirnya pada hari ini, Sabtu (27/1/2018), ia ikut sebagai peserta hapus tato yang digelar di Menteng.
Ia mengaku datang dari Kalimantan untuk menghadiri acara ini yang memang sudah ia tunggu sejak beberapa bulan lalu.
Pria yang saat ini sebagai perantauan di Kalimantan mengaku sangat beruntung dengan adanya layanan ini, ditambah layanan hapus tato tidak dipungut biaya.
Kurang lebih 30 menit tato di tangannya dihapus.
Menurutnya, tato tersebut akan hilang sekitar satu minggu lebih setelah menjalani proses penghapusan.
"Rasanya sama kayak waktu bikin jadi udah nggak kaget, bilangnya sih satu mingguan akan hilang," katanya.
Urung karena mahal
Selain itu hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu peserta hapus tato yang diselengarakan oleh Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) dan Islamic Medical Service (IMS).
Ridwan (33) salah satu peserta mengatakan bahwa ia mengaku memang sudah berencanaan untuk menghapus tato yang ada di bagian tubuhnya sejak beberapa tahun lalu.
Namun, karena biaya penghapusan yang dinilai mahal ia mengurungkan niatnya, hingga akhirnya ia mendapatkan informasi adanya layanan ini.
"Kalo mau hapus itu udah lama, kebanyakan itu harga untuk hapus tato bisa seharga saat bikinya, makanya itu setelah dapat informasi ini ya saya tidak sia-siakan," katanya.
Dikatakan Ridwan, ia mengaku mengubah kehidupannya, ditambah dengan adanya tato ia sulit mendapatkan pekerjaan di kantor.
"Walau tato saya cuma satu ya, tapi kalo ngelamar kerja kantoran itu sulit. Lagi pula saya juga mikir emang niatan mau berubah dan mau hapus," katanya.