Hujan Salju Turun di Sahara dan Menyelimuti Gurun Terpanas Tersebut, Ada Pertanda Apakah?
Sebuah fenomena alam unik terjadi, Gurun Sahara diselimuti salju tebal, ada pertanda apakah?
Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Udara dingin bergerak ke selatan dari Afrika Utara selama akhir pekan lalu akibat dari tekanan tinggi di Eropa."
"Tekanan yang tinggi itu mengakibatkan udara dingin menyebar semakin jauh ke selatan, melebihi kondisi normal," tambah badan meteorologi.
Kota Ain Sefra terletak di ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut dan dikelilingi Pegunugan Atlas.
Sementara Gurun Sahara yang menutupi sebagian besar wilayah utara Afrika telah mengalami perubahan temperatur dan kelembaban selama beberapa ratus tahun terakhir.

Meski Sahara kini merupakan daerah yang amat kering dan tandus, diperkirakan kawasan ini akan kembali hijau dalam waktu 15.000 tahun mendatang.
Ada Apa di Sahara?
Fenomena ini tentu menimbulkan tanya bagi banyak orang, bagaimana bisa wilayah terpanas di dunia tertutup salju yang identik dengan dingin.
Apalagi bukit pasir merah tersebut diselimuti salju bertepatan dengan cuaca ekstrem di belahan dunia lain.
Lalu apa yang menyebabkan Sahara tertutup salju?
Ternyata peristiwa langka ini disebabkan oleh tekanan tinggi di Eropa. Tekanan tinggi tersebut menyebabkan udara dingin bergerak dari Afrika Utara ke Gurun Sahara.
Dilansir dari Forbes, Senin (08/01/2018), massa udara dingin tersebut kemudian naik 3280 kaki ke ketinggian Ain Sefra, sebuah kota yang dikelilingi oleh Pegunungan Atlas dan mulai bersalju pada Minggu pagi.
Ain Sefra sendiri dikenal sebagai "pintu gerbang ke padang pasir" yang memiliki suhu rata-rata 37,6 derajat celcius selama bulan Juli.
Hal itu membuat penduduknya lebih terbiasa dengan panas ekstrem dibanding salju.
Tapi salju yang turun di Sahara ini tidak bertahan lama karena menjelang sore suhu naik 5 derajat celcius.
Sebenarnya, peristiwa Sahara ditutupi salju bukan sekali ini terjadi. Sebelumnya, gurun sahara pernah mengalami hal ini pada 1979, 2016, dan 2017.