Gurun Sahara Mendadak Diselimuti Salju Tebal Sepanjang Mata Memandang, Apa yang Terjadi?
Bukit pasir yang khas dengan warna merahnya tersebut diselimuti salju membentang sejauh mata memandang.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Para ahli pun juga mengatakan bahwa hujan salji jarang terjadi.
Meskipun tidak ada yang tahu betapa jarangnya, karena padang pasir itu sangat luas dan hanya ada sedikit fasilitas pemantauan.
"Di Sahara, masalahnya adalah kelembaban, bukan suhu," kata Stefan Kröpelin, seorang ahli geologi di Universitas Cologne di Jerman yang telah meneliti iklim Sahara selama bertahun-tahun dilansir dari New York Times pada Rabu (10/1/2018).
"Sahara sama besarnya dengan Amerika Serikat, dan hanya ada sedikit stasiun cuaca," tambahnya.
"Jadi konyol mengatakan bahwa ini adalah yang pertama, kedua, ketiga kalinya turun, karena tidak ada yang tahu berapa kali salju turun di masa lalu kecuali mereka berada di sana." jelas Stefan.
Rein Haarsma , seorang peneliti iklim di Royal Netherlands Meteorological Institute, memeringatkan agar tidak menganggap bukit-bukit pasir tertutup salju tersebut terjadi dari perubahan suhu karena polusi.
BACA JUGA: Miliki Bau Kaki yang Tidak Sedap, Pria Ini Tak Sengaja Bunuh Semua Ikan yang Ada di Dalam Kolam Spa
"Ini langka, tapi jarang," kata Haarsma dalam sebuah wawancara. "Ada cuaca yang luar biasa di semua tempat, dan ini tidak terjadi karena perubahan iklim."
Salju turun di Sahara pada ketinggian lebih dari 3.000 kaki, di mana suhu juga sangat rendah. (*)