Kisah Pilu Rabitah, TKW yang Ginjalnya Dicuri di Qatar, ''Kenapa Mereka Semua Tak Percaya Saya?''
Kasus Sri Rabitah (26) yang diduga kuat sebagai korban perdagangan orang dan perdagangan organ tubuh di Qatar seolah terkubur dan dilupakan.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Kasus Sri Rabitah (26), tenaga kerja wanita asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, yang diduga kuat sebagai korban perdagangan orang dan perdagangan organ tubuh di Qatar, Timur Tengah, empat tahun silam, seolah terkubur dan dilupakan.
Ternyata kasus Rabitah masih berlanjut.
Penyidikan telah dilakukan oleh Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB, sejak dilaporkan oleh Bupati Lombok Utara Nazmul Akhyar ke Polda NTB pada 11 April 2017 lalu.
“Kasus ini memang menyita waktu dan pikiran, namun kami ingin kasus yang menimpa TKW asal NTB, menjadi shock therapy bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” kata Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati, Selasa (2/1/2018).
Bersama timnya, Pujawati mengaku mencurahkan segala kemampuan dan tenaganya membongkar kasus Rabitah, yang menurutnya melibatkan sindikat perdagangan orang hingga ke luar negeri.
Kepada Kompas.com, Pujawati menuturkan sangat sulit memulai penyidikan atas kasus Rabitah, karena dokumen Rabitah yang sulit terlacak.
Namun adik Rabitah, Juliani, yang sam- sama direkrut menjadi TKW ke Doha-Qatar, memiliki dokumen dan berkas yang lengkap.
“Kasus Rabitah adalah pintu masuk membongkar kejahatan kemanusiaan yang menyita perhatian publik di NTB sejak awal 2017 lalu, dan kita menemukan bukti yang cukup untuk menindaklanjuti kasus ini,” kata Pujawati.
Dua orang tersangka bahkan telah meringkuk di dalam sel tahanan Polda NTB.
Keduanya adalah Ulf dan In, warga Dusun Batu Keruk, Desa Akar Akar, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Mereka adalah calo atau perekrut Rabitah dan Juliani.
Sebelum ditangkap, Ulf sempat beberapa kali menelepon Rabitah.
Tersangka Ulf meminta Rabitah tidak mempercayai siapa pun yang akan menolongnya menangani kasus tersebut.
Rabitah yang sudah merasakan pahitnya bekerja tanpa dokumen dan kejelasan, menanggapi dingin telepon calo Ulf, tetapi merekam seluruh pembicaraan Ulf.
“Saya rekam apapun yang dia katakan, ini dengar saja sendiri, dia minta saya tidak mengadukan masalah saya kepada polisi, karena nanti sayalah yang bisa ditangkap. Tapi saya tidak percaya apapun yang dia katakan,” tandas Rabitah.