Breaking News:

Difteri Terus Telan Korban, Ketum MUI Bidang Fatwa: Vaksinasi Hukumnya Wajib

Menurut Kemenkes, gerakan antivaksin membuat warga takut dan tidak jadi memberikan imunisasi kepada anak mereka.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Surya
Ilustrasi 

Meningkat di Sejumlah Tempat

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus difteri mengalami peningkatan tajam di berbagai wilayah di Indonesia.

Diantaranya, Bali, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Jabodetabek.

Difteri juga telah menelan beberapa korban jiwa, mulai dari anak-anak, mahasiswa, hingga seorang kakek.

Gejala

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diptheriae yang menular dan berbahaya.

Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian lantaran sumbatan saluran nafas atas a toksinnya yang bersifat patogen, menimbulkan komplikasi miokarditis (peradangan pada lapisan dinding jantung bagian tengah), gagal ginjal, gagal napas dan gagal sirkulasi.

"Difteri itu gejalanya radang saluran nafas, ada selaput putih dan gampang berdarah, dan toksinnya itu yang bahaya, bikin kelainan jantung, meninggal," katanya.

Baca ini: Polemik Tanah Abang, Polisi Minta Warga Lapor ke Polda hingga Pengakuan Sandiaga Uno

Difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi, 38ºC, munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit waktu menelan, kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.

Adakalanya disertai sesak napas dan suara mengorok.

Segera Imunisasi Anak

Melihat kasus ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyatakan keprihatinan.

Dua organisasi profesi ini menekankan agar seluruh masyarakat terutama orangtua untuk membawa anaknya guna mendapat imunisasi tambahan dan status imunisasi semua anak di luar wilayah ORI lengkap sesuai usia untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa Difteri.

Sudah Ada Sejak 2009

Halaman
123
Sumber: Kompas TV
Tags:
Wabah DifteriMajelis Ulama Indonesia (MUI)KemenkesJabodetabekJawa TimurJawa Tengah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved