Breaking News:

Calon Ketua DPR harus Sesuai Jargon

Berbeda dengan diatas, Politikus Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng mengatakan "Memangnya ada malaikat di dunia ini?"

Editor: Dian Naren
Tribunnews
Golkar 

TRIBUNWOW.COM - Pasca ditangkapnya Ketua DPR RI, Setya Novanto silam akibat dari penyelewengan dana e-KTP, kini Golkar sedang menyiapkan calon penggantinya.

Nama-nama yang beredar sebagai pengganti Setya Novanto antara lain; Fadel Muhammad, Agus Gumiwang Kartasasmita, Aziz Syamsudin, Bambang Soesatyo, dan Zainudin Amali.

Menurut pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, dirinya menilai semua nama diatas adalah baik, namun rekam jejak mereka harus dicek.

“Nama-nama itu harus dicek satu-satu dari KPK, Kejaksaan untuk memastikan orang-orangnya tidak ada masalah lagi. Kalau misalnya itu tidak clear, lalu terpilih dan bisa tersandra lagi,” kata Direktur Eksekutif Voxpol Center dilansir dari Tribunnews, Rabu (27/12/2017).

Diketahui, Golkar sedang mengalami fase pemulihan paska kasus besar yang menimpa partai ini.

Kasus mantan Ketua DPR Setya Novanto yang terkait kasus korupsi sempat membuat partai Golkar terpukul.

Kepemimpinan baru Golkar di bawah naungan Airlangga Hartarto mengusung prinsip "Golkar Bersih".

BACA   Menurut Sandiaga Uno, Ini Penyebab Kartu Ok Otrip Tak Laku

Banyaknya dorongan agar posisi Ketua DPR RI harus diisi oleh sosok yang bersih tidak terkait dengan permasalahan hukum, termasuk berstatus sebagai saksi.

Hal ini memberikan nuansa baru bagi partai berlambang pohon beringin tersebut.

Selain itu, jargon tersebut diharapkan mampu memperbaiki citra Golkar.

Begitu pula saat mengajukan calon-calon yang selaras dengan jargon tersebut, Pangi Syarwi menegaskan DPR harus diselamatkan oleh figur yang bersih dan baik.

Pasalnya jabatan ketua DPR itu jabatan yang sangat penting dan tidak main-main. Jadi tidak boleh dibiarkan DPR dipimpin oleh orang yang bermasalah.

Sementara, Peneliti Populi Center, Nona Evita, menyebutkan nama-nama tersebut adalah politikus Golkar yang memang sudah terkenal.

Kelayakan atau ketidaklayakan harus dilihat kembali dari track record mereka.

"Tentu kader-kader yang sebaiknya dipilih adalah kader yang bersih dari dosa masa lalu," imbuhnya.

Selain itu, Evita juga menyebutkan figur yang diajukan sebaiknya figur yang mampu berkonsolidasi dengan fraksi lain.

BACA   Gagal Membuka Brankas di Musala, Pencuri Ini Bakar Buku Agama

Berbeda dengan diatas, Politikus Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng menegaskan bahwasannya tidak ada manusia seperti malaikat di dunia ini.

"Memangnya ada malaikat di dunia ini?" kata Mekeng.

Melchias Marcus Mekeng
Melchias Marcus Mekeng (Tribunnews.com/Adiatmaputra Fajar)

Menurutnya, seseorang dikatakan menyandang status hukum, jika sudah ditetapkan sebagai tersangka ataupun terdakwa.

Namun tidak bisa, status hukum itu dilekatkan juga kepada pihak yang notabenenya masih sebagai saksi.

"Status hukumkan adalah kalau orang sudah menyandang status tersangka atau terdakwa, setiap orang tidak bisa menghindar untuk menjadi saksi apabila diminta keterangannya sebagai saksi," kata Mekeng.

BACA  Pria Ini Mengancam Akan Menyebarkan Foto Tanpa Busana Mantan Pacarnya Jika Tak Turuti Kemauannya

"Jadi kalau, jadi saksi sudah tidak boleh menjabat- jabatan publik apa-apa, berarti banyak pejabat publik juga harus mundur dari jabatannya dong, dari menteri, dari gubernur dan lainnya, karena banyak menteri di pemerintahan yang sudah dipanggil jadi saksi berkali-kali masih tetap jadi menteri kok," tambahnya.

Ketua komisi XI DPR RI ini mengatakan, meski pernah menjadi saksi permasalahan hukum, kader Golkar yang duduk di DPR tetap berpeluang menjabat pimpinan DPR RI.

"Ya kalau kita mau pakai akal sehat dan tidak prejudice terhadap seseorang, harus begitu," kata Mekeng. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Ketua DPR RIPartai GolkarGolongan Karya (Golkar)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved