Difteri Terus Makan Korban, DPR RI: Ini Bukti Kemenkes Gagal
Nihayatul Wafiroh mengatakan, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap Kemenkes terkait penyakit difteri ini.
Editor: Lailatun Niqmah
"Difteri itu gejalanya radang saluran nafas, ada selaput putih dan gampang berdarah, dan toksinnya itu yang bahaya, bikin kelainan jantung, meninggal," katanya.
Difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi, 38ºC, munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit waktu menelan, kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.
Adakalanya disertai sesak napas dan suara mengorok.
Baca juga: Mencengangkan! Fakta Soal Guatemala Negara Miskin Sahabat Sejati Israel Ini Bikin Geleng-geleng
Segera Imunisasi Anak
Melihat kasus ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyatakan keprihatinan.
Dua organisasi profesi ini menekankan agar seluruh masyarakat terutama orangtua untuk membawa anaknya guna mendapat imunisasi tambahan dan status imunisasi semua anak di luar wilayah ORI lengkap sesuai usia untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa Difteri. (*)