Breaking News:

Gantikan Dirinya Sebagai Ketum Golkar, Begini Harapan Setnov untuk Airlangga Hartarto

Airlangga resmi menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu berdasarkan hasil Musyawarah Luar Biasa (munaslub) pada Rabu (20/12/2017).

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) saat memimpin Munaslub Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rwbu (20/12/2017) 

Mirwan menegaskan dengan tak takut melakukan perubahan serta tak takut melakukan bersih-bersih partai, maka Golkar sudah memahami preferensi publik.

"Saya kira yang mendesak dan urgen bagi Golkar Baru untuk tak takut berubah adalah yang sungguh-sungguh memahami preferensi publik tentang perlunya komitmen bersih-bersih," ujar Mirwan, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (20/12/2017).

Ia menilai etalase atau tampilannya utama dari Golkar tentunya adalah figur-figur yang memimpin dan menjalankan partai.

Karena itulah, kata Mirwan, penting bagi Golkar Baru di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto dalam penyusunan kabinet kepengurusan mengarusutamakan seleksi figur bersih dan berintegritas.

"Sebab publik tahu politisi Golkar yang mana saja yang masih layak mereka percayai. Jangan sampai golkar hanya menjaga perasaan orang-orang tertentu lalu mengabaikan preferensi publik," kata Mirwan.

Ia pun mengingatkan bahwa pangkal utama persoalan Golkar sekarang ini, hingga harus terselenggaranya Munaslub, adalah karena adanya pelanggaran etik yang akut.

Selain itu, adanya tampilan permisif yang amat menyolok pada hal yang berhubungan dengan pelanggaran etik, khususnya korupsi, kolusi, dan permainan uang dalam pilkada yang diketahui publik, yang mengakibatkan kepercayaan masyarakat anjlok, lalu berakibat elektabilitas partai terus-menerus melorot.

Persoalan Golkar, urai Mirwan, bukan karena ada pihak yang tidak dapat posisi atau ada faksi yang tidak kebagian tempat.

Baca juga: Digerebek Warga, Pasangan Diduga Mesum Asal Sulawesi Tengah Direndam di Laut

"Sekali lagi, penyebabnya karena Golkar meninggalkan seruan publik, karena partai tidak peka masalah sensitif di ruang publik. Bukan karena si A atau si B tidak dapat kursi empuk," tegasnya.

Lebih lanjut, Mirwan berpendapat jika Golkar biasa memarkir kader, bahkan tampak biasa dan berani memecat kader yang kritis, dan itu tidak ada masalah.

Tentu akan lebih tidak ada masalah juga jika Golkar berani tidak memakai figur-figur tertentu dalam kepengurusan yang dianggap profil dan track recordnya tidak sejalan dengan tujuan mulia golkar bersih.

"Karena itu Golkar jangan takut berubah, jangan takut bersih-bersih. Tindakan nyata itulah yang ditunggu publik sebagai hasil utama dalam Munaslub kali ini," katanya. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Partai GolkarAirlangga HartartoSetya Novanto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved