Situs di Gunungkidul ini Berpotensi Membuka Puzzle 'Blank Periode' yang Belum Terpecahkan
Thomas Sutikna PhD, arkeolog Wollongong University dan tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, yakin akan menemukan jejak awal manusia di Gua Braholo
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Gua Laili
Di Gua Laili, Timor Leste, ditemukan rangka manusia berusia 44.000 tahun. Sementara di Australia Utara ditemukan berusia 55.000 tahun.
"Ini sangat menarik!" kata alumni Fakultas Sastra Budaya UNS merujuk teori migrasi homo sapiens yang diyakini dimulai sejak 100.000 tahun lalu.
"Jika teori Out of Africa, migrasi manusia modern dimulai seratus ribu tahun lalu, dan di Australia ditemukan homo sapiens berusia 55.000 tahun, logikanya di wilayah Indonesia lebih tua, karena jalur migrasinya lewat wilayah ini," beber Thomas.
Jika 100.000 tahun lalu keluar Afrika, katakanlah 80.000 tahun lalu ada di Middle East, tentu periode berikutnya, kemungkinan melintasi Asia dan Nusantara, sebelum mencapai Australia.
"Ini yang amat sangat menantang kita. Di suatu tempat, entah di mana, mungkin di Braholo, Punung atau tempat lain, generasi awal dan tengah homo sapiens itu terbaring. Jejaknya ada, tapi individu manusianya belum ditemukan," tukasnya.
Wilayah Indonesia dipastikan menjadi jalur migrasi manusia modern, maupun manusia purba, mengingat dua wilayah besar di Nusantara pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia maupun Australia.
Di wilayah barat dikenal dengan istilah paparan Sunda, dan di timur paparan Sahul. Menyatunya daratan Kalimantan, Jawa, Sumatera dengan Asia terjadi di zaman es (glasial). Begitu juga daratan Papua pernah menyatu dengan Australia.
Peristiwa ini terjadi ketika suhu udara di bumi anjlok drastis, menyebabkan pembekuan masif es di kutub. Permukaan laut saat itu turun hingga lebih kurang 120 meter dari muka air laut saat ini.
Dataran luas pun membentang di Asia Tenggara. Selat Sunda, Laut Jawa, dan sebagian Laut Cina Selatan berubah jadi daratan tropis dalam jangka waktu sangat lama. Zaman es diperkirakan berakhir 11.000 tahun lalu.
Air laut naik, dan terbentuklah kembali pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa seperti yang dikenal saat ini. Papua dan benua Australia pun kembali dipisahkan lautan.
Bagi Thomas Sutikna, menemukan jejak manusia modern di rentang periode 40.000 hingga 60.000 tahun sebelum Masehi sangat penting untuk merajut sejarah kehidupan sekarang ini.
"Periode ini sekali lagi masa gelap bagi sejarah kita. Padahal kita punya ikatan langsung dengan mereka, tapi kita sendiri tidak punya banyak pengetahuan," kata murid langsung Prof RP Sudjono, perintis dunia arkeologi Indonesia ini. (*)
Berita ini telah tayang di TribunJogja dengan judul: Situs Prasejarah di Gunungkidul Ini Simpan Misteri Besar Peradaban Jawa