Breaking News:

Difteri Melonjak Sangat Drastis di Sejumlah Daerah, di Jabodetabek 45 orang, tak Hanya Anak-anak

Jumlah pasien pengidap difteri di Jabodetabek mengalami peningkatan sejak September lalu, kemudian melonjak sangat drastis dalam seminggu terakhir.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews.com
Korban penyakit difteri terus bertambah di sejumlah wilayah Indonesia 

"Mereka yang terjangkit difteri dan dirawat di rumah sakit ini dari berbagai umur. Ada anak-anak, remaja, dewasa, dan orangtua," tutur Lilik.

Sebelumnya juga ada pasien difteri berusia 77 tahun yang meninggal dunia.

Sementara itu, di Jawa Timur, wabah difteri juga telah menjangkit sejumlah wilayah, seperti Nganjuk, Malang, dan Pasuruan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menurut Direktur Surveilens dan Karantina Kesehatan Kemenkes Jane Supardi, difteri sudah sejak 2009 ditemukan penderitanya di Indonesia.

Menurut Jane, wabah difteri semakin banyak menjangkit anak-anak karena jumlah anak yang tidak di imunisasi meningkat, dari tahun 2009 hingga 2017.

Baca: AM Fatwa Wafat, Anies Baswedan: Pak Fatwa Selalu Bersemangat Muda hingga Akhir Hayatnya

Jane menambahkan sesuai SOP, jika ada satu saja kasus difteri, maka suatu daerah harus masuk kategori KLB.

Untuk menanggulangi, pihak Dinkes setempat wajib memberikan ulang vaksin difteri kepada seluruh penduduk.

Di sisi lain, pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Sumaryati menyatakan, difteri tidak akan terjadi jika seluruh masyarakat berhasil divaksin.

Kenyataannya, di lapangan, universal coverage immunization (UCI) seringkali tidak mencapai target.

Sumaryati melihat, difteri ada seiring dengan munculnya gerakan antiimunisasi.

Menurutnya, jika 80 persen saja masyarakat divaksin, seharusnya penularan difteri tidak terjadi.

Pihak dinas kesehatan, melalui puskesmas, sudah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi, seperti dengan program Germas (gerakan masyarakat) hingga door to door ke rumah-rumah warga.

Akan tetapi, program tersebut menurut Sumaryati masih belum maksimal, karena sumber daya manusia (SDM) di puskemas terbatas, terlebih setelah puskesmas melayani BPJS.

Sehingga dokter atau petugas puskesmas yang door to door ke rumah warga belum semuanya ada di berbagai wilayah, meski sudah ada iklan di TV.

Halaman
123
Sumber: Kompas TV
Tags:
Wabah DifteriJabodetabekTangerangSerang BantenJawa TimurNganjukMalangPasuruan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved