Breaking News:

Kisah Tukang Bubur di Bandung, Tak Mematok Harga Demi Biayai Istrinya yang Tengah Sakit

Sejak pukul 02.00, Uwa Bubur sudah mempersiapkan bubur yang akan dijual pada pagi hingga siang harinya. Pria kelahiran 1934 ini sudah 34 th berjualan.

Editor: Dian Naren

TRIBUNWOW.COM - Dilansir dari Tribun Bandung Rabu (6/12/2017), terdapat seorang tukang bubur yang menjadi viral, Uwa Bubur namanya.

Ketika sebagian besar orang masih terlelap, Endang Sholih (83) atau lebih dikenal dengan nama Uwa Bubur, sudah sibuk di dapur rumahnya.

Sejak pukul 02.00, Uwa Bubur sudah harus mempersiapkan bubur yang akan dijualnya pada pagi hingga siang harinya.

Pria kelahiran 1934 ini sudah berjualan bubur sejak 1983, atau sekira 34 tahun lalu.

Sebagian besar pembuatan bubur maupun bumbu tambahannya dipersiapkan sendiri oleh Uwa Bubur, sementara beberapa pekerjaan lainnya dibantu oleh adik iparnya.

"Saya harus bangun jam 02.00 karena kan harus membuat bubur, belum menyuwir daging ayam dan memotong seledri," ujar Uwa Bubur.

Beberapa tahun ke belakang, sang istri masih sering membantunya berjualan, mulai dari meracik bubur hingga menemaninya berjualan keliling.

VIRAL!   4 Bulan Tak Digaji dan Istrinya Meninggal, Seorang Security di Batam Nekat Bakar Seragam & Ban Motor

Sayangnya kini istrinya tak dapat lagi beraktivitas terlalu banyak akibat penyakit yang dideritanya.

"Karena sudah tua, jadi kalau terlalu banyak berjalan atau bekerja, kakinya sakit, jadi sekarang istirahat di rumah saja," ujar Uwa Bubur.

Tidak seperti penjual kebanyakan, Uwa Bubur tidak mematok harga pasti barang dagangannya.

Harga semangkuk bubur lengkap dengan seledri, bawang goreng, kacang, daging ayam, dan kerupuk, dijual dengan harga lima ribu rupiah.

Harga lima ribu rupiah per mangkok tentu sudah tertinggal jauh oleh pedagang sejenis yang rata-rata berjualan di atas harga yang ditetapkan Uwa Bubur.

Meski begitu, beberapa pembeli biasanya membeli bubur dengan harga yang lebih rendah.

Uwa Bubur pun akan tetap melayaninya tanpa mengeluh.

BACA   Investasi Bitcoin Makin Eksis Padahal Dilarang di Indonesia Mulai 2018, Ini Alasannya

"Soalnya saya berjualan di lingkungan rumah juga, jadi pembelinya sudah kenal," ujar Uwa Bubur.

Ketika pagi, Uwa Bubur akan berjualan di lingkungan rumahnya dan di dekat SDN Tanggulun, Majalaya.

Di sini lah beberapa pembelinya akan membeli bubur di bawah harga per mangkoknya, biasanya untuk anak-anak.

"Misalnya membeli Rp 3 ribu, tapi tidak pakai ayam, atau Rp 2 ribu, tapi buburnya saja, saya tetap layani," ujar Uwa Bubur.

Ada pula pembeli yang memesan bubur lengkap namun membayar kurang dari lima ribu rupiah, namun tetap ia layani juga.

Uwa Bubur mengungkapkan, pendapatannya memang berkurang bila bubur jualannya habis oleh para pembeli yang seperti ini, namun dirinya akan tetap melayani para pembeli.

Menurutnya, rezeki bukan hanya dinilai dari keuntungan penjualan, tetapi juga senyum para pembelinya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Tribun JabarUwa Bubur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved