Disetujui Gantikan Gatot Nurmantyo, Marsekal Hadi Tjanjanto Diarak dan Dipanggil Panglima
Tidak lama setelah uji kelayakan dan kepatutan selesai digelar, Hadi Tjahjanto yang disetujui menjadi Panglima TNI diarak dan banjir ucapan selamat.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Komisi I DPR menyetujui Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi panglima TNI pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo.
Dilansir Tribunnews.com, hal itu diumumkan oleh Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari dalam jumpa pers di Ruang Rapat Komisi I DPR Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Tidak lama setelah uji kelayakan dan kepatutan selesai digelar.
"Setelah melakukan uji kelayakan dan kepatutan, maka rapat komisi I memberikan persetujuan terhadap Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi panglima TNI," ujar Abdul Kharis Almasyhari.
Usai keputusan tersebut, Hadi Tjahjanto tiba-tiba diangkat oleh sejumlah anggota TNI setelah berjalan sekitar 20 meter dari ruang rapat.
Peristiwa Hadi Tjahjanto diarak itu tidak berlangsung lama, ia hanya diarak sejauh sekitar 10 meter.
Pasalnya untuk menuju pelataran parkir, ia harus melewati ekskalator yang hanya cukup untuk satu orang.
Sesampainya di bagian depan gedung Nusantara II di mana ruang rapat Komisi I DPR RI berada, ia kembali ditahan oleh puluhan anggota TNI - Polri, yang hendak menyampaikan ucapan selamat kepadanya.
Baca: Heboh! Wanita Kesurupan Saat Ditilang Polisi, Netizen Malah Salah Fokus dengan Hal Ini
Sebagian besar dari yang mengucapkan selamat itu, memanggil Hadi Tjahjanto dengan sebutan Panglima.
Dalam uji kelayakan tersebut, Hadi Tjahjanto menyampaikan visi misinya di depan Komisi I DPR RI.
Wakil Ketua Komisi I, Meutya Hafid mengatakan anggota dewan banyak memperdalam visi misi yang disampaikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Dari Fraksi Golkar menurut Metya menanyakan soal persiapan pengamanan Tahun Baru serta pengamanan Pilkada serentak 2018 dan Pemilihan Presiden 2019.
"Karena ini akhir tahun kalau presiden segera melantik maka beliau berhadapan dengan tugas pertama yaitu persiapan pengamanan akhir tahun. jangan sampai memulai tugas dengan ada catatan yang kurang baik," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (6/12/2017).
Selain itu menurut Meutya diperdalam juga soal rencana pengamanan pesta demokrasi di tahun politik.