Breaking News:

Awas! Penyakit Difteri Semakin Mengancam, Ini Gejalanya

Data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri.

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
Penyakit Difteri Semakin Ganas! Korbannya Makin Banyak di Indonesia, Ini Gejalanya SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO VAKSINASI DIFTERI - Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kota Malang menyiapkan vaksin Tetanus-Diphtheria Toxoid (Td) untuk diberikan pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ahmad Yani, Jalan Kahuripan, Kota Malang, Senin (22/8/2016). Pemberian vaksin pada siswa ini untuk mecegah penularan penyakit Difteri yang telah menjangkiti enam siswa dan satu guru di sekolah tersebut. SURYA 

TRIBUNWOW.COM - Penyakit difteri yang menyerang anak-anak dan orang dewasa telah mewabah di berbagai wilayah Indonesia.

Sejak November 2017, kasus infeksi difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus dengan 13 orang diantaranya meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kementerian Kesehatan menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diptheriae ini telah memakan puluhan korban jiwa setidaknya di 20 provinsi.

Dikutip dari Tribunnews, data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri. Secara keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya meninggal dunia.

Sementara pada kurun waktu Oktober hingga November 2017, ada 11 Provinsi yang melaporkan terjadinya KLB difteri, antara lain di Sumatra Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit.

BACA  Demian Klarifikasi tentang Musibah yang Terjadi pada Edison Wardhana, Netizen Masih Nyinyir

Difteri termasuk penyakit menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa anak-anak maupun orang dewasa.

Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian lantaran sumbatan saluran nafas atas a toksinnya yang bersifat patogen, menimbulkan komplikasi miokarditis (peradangan pada lapisan dinding jantung bagian tengah), gagal ginjal, gagal napas dan gagal sirkulasi.

"Difteri itu gejalanya radang saluran nafas, ada selaput putih dan gampang berdarah, dan toksinnya itu yang bahaya, bikin kelainan jantung, meninggal," ujar Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, Jose Rizal Latief Batubara

Difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi, 38ºC, munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit waktu menelan, kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.

Adakalanya disertai sesak napas dan suara mengorok.

Pada gejala yang lebih mengkhawatirkan adalah kesulitan bernafas, pembengkakan kelenjar di leher, hidung mimisan, wajah pucat dan kulit membiru.

Gejala difteri biasanya berkembang mulai 2-7 hari setelah seseorang terinfeksi.

Halaman
12
Tags:
VaksinKesehatanKementerian Kesehatan RI
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved