Bocah 13 Tahun Jualan Krupuk Tuk Sambung Hidup, Terancam Tak Bisa Ikut UN, Simak Kisah Selengkapnya!
Sutrisno (13) berjalan puluhan kilometer jualan krupuk demi bertahan hidup, terancam tak bisa ikut Ujian Nasional. Berharap pemerintah beri bantuan.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Di rumah tersebut, Sutrisno tinggal bersama adik dan ibunya Heni (36) yang kini tengah mengandung lima bulan.
Tidak bisa ikut UN
Getirnya hidup Sutrisno semakin menjadi, saat ia akan mengikuti Ujian Nasional (UN) di SDN Karangtengah 2, Kadungora.
Dikatakan jika ia dan dua temannya tidak boleh mengikuti UN.
Pihak sekolah beralasan karena terlalu banyak siswa.
"Saya dengan tiga teman tidak boleh ikut UN. Pihak sekolah beralasan terlalu banyak siswa," ujarnya yang mengaku masih ingin sekolah asalkan kebutuhan hidupnya tercukupi.
Saat ini dirinya tidak mau sekolah karena harus berjuang memenuhi kebutuhan ibu dan adiknya.
"Kalau ada yang ngasih biaya saya mau sekolah. Tapi itu juga kalau biaya hidup keluarga saya sudah dipenuhi," ucapnya.
Sutrisno sang penopang kehidupan
Ibu kandung Sutrisno, Heni mengaku penghasilan anaknya berjualan kerupuk sangat menopang kehidupan keluarganya.
Apalagi penghasilannya yang hanya Rp 10.000 dari mencari rongsok tak bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
"Saya nyari rongsok paku. Paling banyak Rp 10.000, paling jelek ya Rp 5.000. Jadi penghasilan anak saya dari jualan kerupuk sangat diandalkan," ujar Heni.
Heni menuturkan, sejak usia Sutrisno dua tahun, ayahnya sudah meninggal dunia.
Saat itu kehidupan keluarganya terlunta-lunta.
Heni mengaku sebelumnya pernah mengontrak namun ia tak mampu membayarnya.