Bondan Maknyus Meninggal Dunia
Curhat Bondan Winarno Soal Perjuangan Melawan Sakit Sejak 2005, Keluarga Tak Tahu?
Jelang ajal menjemputnya, rahasia yang telah dipendam lebih dari 12 tahun itu tidak kuasa ditahannya.
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Karena itu, dirinya kemudian diminta untuk segera Rumah Sakit Nasional (PJN) Harapan Kita untuk menjalani pemeriksaan echo.
"Dlm pemeriksaan echo di Harkit (Rumah Sakit Nasional Harapan Kita), 65% confirmed bahwa katup aorta saya bocor. Saya kemudian menjalani TEE (endoscopy) utk mendapatkan 90% konfirmasi. Demikianlah, dlm waktu singkat tim dokter Harkit menemukan kelainan lain yg perlu segera ditangani," tulisnya.
Pembedahan segera dilakukan, Dr Iwan menyerahkan nasibnya kepada tim bedahnya, Dr Dicky Alighiery Hartono, seorang ahli bedah vaskular lulusan Korea Selatan.
Fotografer Tuntut Bruno Mars Unggah Foto Masa Kecilnya, Netter: Micin Udah Sampai di Luar Negeri
Pembedahan paling berat, rumit, dan sulit itu diungkapkannya berlangsung lima hingga enam jam.
"'Mumpung Pak Bondan sdg fit, kita lakukan segera, ya?' "imbuhnya menirukan ajakan Dr Dicky Alighiery Hartono utnuk melakukan pembedahan.
Operasi pertama sukses dilakukan, tepat pada tanggal 27 september 2017, dirinya kembali menjalani dua operasi sekaligus, yakni penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang nengalami dilatasi.
Operasi tersebut disebutkannya berlangsung selama lima jam dan dinyatakan berhasil.
"Saya siuman di ICU sore hari dan dirawat selama 24 jam di ICU. Dari ICU saya dipindah ke Intermediary Ward.
Normalnya, bila operasi berhasil, 24 jam sesudah di Intermediary Ward, maka akan dipindahkan ke kamar perawatan biasa.
Dalam operasi besat spt yg saya alami, ada 2 hantu komplikasi: 1. perdarahan, 2. aritmia (denyut jantung tidak beraturan).
Saya terbebas dari perdarahan. Tapi, Sabtu dini hari saya kejang2 dlm tidur saya.

Ternyata saya mengalami komplikasi aritmia. Saya dipasangi TPM (Temporary PaceMaker) sambil dimonitor penyebabnya (biasanya krn peradangan)," ungkapnya.
Bersamaan, aritmia yang dialaminya ditangani oleh Dr Dicky Hanafy.
Namun, progress dari Temporary PaceMaker setelah 72 jam tidak menunjukkan hasil, TPM lainnya kembali dipasang di pangkal paha.